Menag Tegaskan Pendidikan Keagamaan sebagai Benteng Moral di Era Digital
Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pendidikan keagamaan untuk menjaga moral bangsa di tengah pesatnya kemajuan teknologi yang berpotensi mengikis nilai kemanusiaan.

Jakarta, 2 Mei 2024 - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta, Jumat, menegaskan pentingnya pendidikan keagamaan sebagai penjaga moral di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Pernyataan ini disampaikan di tengah perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan konektivitas yang memberikan dampak besar, namun juga berpotensi menggerus nilai-nilai kemanusiaan jika tidak diimbangi dengan pendidikan berlandaskan moral dan spiritualitas.
Menag Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinannya terhadap potensi teknologi untuk melahirkan generasi yang membahayakan jika tidak dikawal nilai-nilai keagamaan. Beliau menekankan bahwa pendidikan tidak boleh kehilangan arah, dan pendidikan keagamaan bukan sekadar pelengkap, melainkan instrumen penting dalam pembangunan karakter dan akhlak bangsa. "Pendidikan yang tidak berakar pada nilai-nilai keagamaan tidak akan mampu memanusiakan manusia," tegas Menag.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat, menurut Menag, menuntut peran aktif Kementerian Agama dalam menjaga marwah pendidikan agama. Ia mengajak seluruh jajarannya untuk bersinergi dalam upaya ini, menekankan pentingnya kerja keras diiringi niat yang tulus dan benar. "Kita tidak bisa membiarkan perubahan tanpa direksi nilai-nilai moral keagamaan. Kita harus hadir memberi arah, bukan sekadar mengikuti arus," imbuhnya.
Pendidikan Agama: Benteng Moral di Era Digital
Menag Nasaruddin Umar menjelaskan lebih lanjut tentang peran krusial pendidikan keagamaan dalam menghadapi tantangan era digital. Beliau menekankan bahwa pendidikan agama bukanlah sekadar mata pelajaran tambahan, melainkan fondasi moral yang membentuk karakter individu dan bangsa. Dalam konteks perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan agama berfungsi sebagai penyeimbang, mencegah potensi negatif teknologi yang dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan.
Kemajuan teknologi, seperti AI dan big data, memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Namun, tanpa landasan moral dan spiritual yang kuat, kemajuan ini berpotensi disalahgunakan dan berdampak buruk. Pendidikan agama berperan penting dalam membentuk generasi yang bijak dalam memanfaatkan teknologi, serta mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
Kementerian Agama, menurut Menag, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pendidikan agama tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman. Hal ini membutuhkan strategi yang komprehensif, termasuk kurikulum yang mutakhir, tenaga pendidik yang berkualitas, dan metode pembelajaran yang inovatif. Semua ini bertujuan untuk mencetak generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi.
Menag juga menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Agama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan keluarga, dalam memperkuat pendidikan keagamaan. Kerja sama yang erat diyakini akan lebih efektif dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh dan berintegritas.
Sinergi dan Strategi untuk Pendidikan Keagamaan yang Kuat
Untuk menghadapi tantangan ini, Menag Nasaruddin Umar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperkuat pendidikan keagamaan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan bijak dalam memanfaatkan teknologi. Berikut beberapa strategi yang perlu dijalankan:
- Kurikulum yang relevan: Kurikulum pendidikan agama perlu terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangan yang dihadapi.
- Pendidik yang berkualitas: Guru agama harus memiliki kompetensi dan pemahaman yang baik tentang agama dan teknologi.
- Metode pembelajaran yang inovatif: Metode pembelajaran yang menarik dan interaktif perlu diterapkan agar pendidikan agama lebih efektif.
- Kerja sama antar lembaga: Sinergi antara Kementerian Agama, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sangat penting untuk memperkuat pendidikan keagamaan.
Menag menutup pernyataan beliau dengan harapan agar pendidikan agama dapat menjadi pelita di tengah derasnya arus zaman, bukan sekadar pelengkap, tetapi penentu arah. Beliau mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memperkuat pendidikan keagamaan agar dapat membentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman.