Menaker Ajak Kolaborasi di Hari Buruh: Wujudkan Kesejahteraan Pekerja dan Produktivitas Nasional
Menaker Yassierli mengajak pemerintah, industri, dan pekerja berkolaborasi di Hari Buruh Internasional 2025 untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan produktivitas nasional di tengah tantangan ekonomi global.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyerukan kolaborasi strategis antara pemerintah, dunia usaha, dan pekerja dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) 2025. Seruan ini disampaikan dalam acara bertajuk "May Day 2025: Merajut Kebersamaan untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja dan Produktivitas Nasional" di Universitas Pertamina Jakarta, Kamis. Acara ini bertujuan untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Menaker Yassierli menekankan pentingnya kerja sama untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak menentu dan dampaknya terhadap sektor ketenagakerjaan. Ia menyatakan, "Kita bersama-sama menjadikan May Day untuk saling berkolaborasi. Kolaborasi itu dapat dimulai dengan berkumpul seperti hari ini, memahami aspirasi dan keinginan masing-masing dan kita mencari solusi terbaiknya." Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam menciptakan solusi yang komprehensif.
Kondisi ekonomi global yang fluktuatif, ditambah dengan isu-isu lain, menimbulkan berbagai tantangan bagi sektor ketenagakerjaan Indonesia. Tantangan ini meliputi kesejahteraan pekerja, penyempurnaan regulasi ketenagakerjaan, dan penegakan hukum di industri. Menaker mengakui kompleksitas permasalahan ini, mengingat luas dan beragamnya kondisi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan strategi kolaboratif yang efektif untuk mengatasinya.
Menghadapi Tantangan Ketenagakerjaan di Era Modern
Menaker Yassierli juga menyoroti beberapa tantangan spesifik yang dihadapi sektor ketenagakerjaan Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah perlindungan sosial bagi pekerja informal, seperti mitra pengemudi ojek daring dan kurir daring. Jumlah pekerja informal yang signifikan ini membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan mereka mendapatkan perlindungan yang memadai. "Pekerja informal seperti ojek dan kurir online yang jumlahnya cukup besar dan signifikan. Perlu kita pastikan perlindungan sosialnya, dan (diprediksi) pekerja-pekerja informal akan semakin banyak seiring dengan perkembangan IT," kata Menaker Yassierli.
Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan tuntutan global untuk menuju ekonomi hijau juga menjadi sorotan. Menaker menekankan pentingnya adaptasi dan peningkatan daya saing pekerja Indonesia dalam menghadapi perubahan-perubahan ini. Penggunaan AI yang bijak dan transisi ke ekonomi hijau memerlukan strategi yang terencana dan kolaboratif untuk memastikan pekerja Indonesia tetap relevan dan kompetitif di pasar kerja.
Menaker juga menekankan perlunya penyempurnaan regulasi ketenagakerjaan dan penegakan hukum yang efektif. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan melindungi hak-hak pekerja. Tantangan ini membutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah, dunia usaha, dan pekerja untuk menciptakan regulasi yang responsif terhadap kebutuhan zaman dan mampu ditegakkan secara konsisten.
Kolaborasi sebagai Kunci Solusi
Menaker Yassierli secara konsisten menekankan pentingnya kolaborasi sebagai kunci untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Ia percaya bahwa dengan bekerja sama, pemerintah, dunia usaha, dan pekerja dapat menemukan solusi yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan produktivitas nasional. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada diskusi dan perencanaan, tetapi juga pada implementasi program dan kebijakan yang konkret.
Peringatan Hari Buruh Internasional 2025 diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kolaborasi tersebut. Dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan dapat tercipta solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan di Indonesia. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sektor ketenagakerjaan Indonesia tetap tangguh dan mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Melalui kolaborasi yang efektif, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih baik, perlindungan sosial yang lebih luas, dan peningkatan kesejahteraan pekerja secara keseluruhan. Semua ini akan berkontribusi pada peningkatan produktivitas nasional dan daya saing Indonesia di kancah global.
Kesimpulannya, Hari Buruh 2025 menjadi momentum penting untuk membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan pekerja. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan produktivitas nasional di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis.