Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Maksimalkan Rakortekrenbang 2025
Mendagri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah memaksimalkan Rakortekrenbang 2025 sebagai langkah awal RPJPN menuju Indonesia Emas 2045, mengingat banyak kepala daerah baru yang dilantik pasca Pilkada serentak 2024.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya peran pemerintah daerah (pemda) dalam memaksimalkan Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025. Rakortekrenbang 2025 diselenggarakan secara daring pada Rabu, 12 Maret 2025, dan disaksikan langsung oleh Mendagri dari Jakarta. Pertemuan ini dinilai krusial sebagai langkah awal menuju Indonesia Emas 2045, sejalan dengan dimulainya RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional).
Mendagri Tito Karnavian dalam arahannya menyampaikan bahwa Rakortekrenbang 2025 bukan sekadar rapat biasa. Beliau meminta pemda untuk tidak menganggap Rakortekrenbang sebagai kegiatan rutin yang hanya dihadiri sebentar lalu bubar. "Ini tahun pertama untuk RPJPN menuju Indonesia Emas 2045, untuk 20 tahun mendatang. Inilah the first step kita, langkah pertama kita," tegas Mendagri. Beliau berharap Rakortekrenbang 2025 menjadi momentum penting untuk menyusun rencana pembangunan yang terintegrasi dan efektif.
Pentingnya Rakortekrenbang 2025 juga ditekankan mengingat adanya sinkronisasi masa jabatan pemerintahan dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota pasca Pilkada serentak 2024. Hal ini menciptakan peluang besar untuk menyelaraskan program pembangunan antara pusat dan daerah. Lebih lanjut, Mendagri menyoroti kurangnya pengalaman kepemimpinan di sejumlah daerah. Dari 503 kepala daerah yang dilantik pada 20 Februari 2025, sebanyak 400 di antaranya belum memiliki pengalaman memimpin daerah, termasuk mengikuti Rakortekrenbang maupun Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Rakortekrenbang 2025: Momentum Penting Harmonisasi Program Pembangunan
Rakortekrenbang 2025 menjadi sangat penting karena menjadi titik awal penyusunan rencana pembangunan jangka panjang. Dengan adanya sinkronisasi masa jabatan, diharapkan program pembangunan dari pusat hingga daerah dapat terintegrasi dengan baik. Hal ini akan meminimalisir tumpang tindih program dan meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran. Mendagri menekankan perlunya kolaborasi dan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Para kepala daerah baru perlu memahami pentingnya perencanaan pembangunan yang matang dan terukur. Rakortekrenbang 2025 diharapkan dapat menjadi wadah bagi mereka untuk belajar dan bertukar pengalaman dengan kepala daerah senior. Dengan demikian, diharapkan program pembangunan di daerah dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Mendagri juga menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk membangun sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian, program-program pembangunan dapat berjalan selaras dan mencapai hasil yang optimal. Rakortekrenbang 2025 diharapkan dapat menjadi landasan yang kokoh bagi pembangunan Indonesia di masa mendatang.
Tantangan dan Peluang di Rakortekrenbang 2025
Salah satu tantangan terbesar dalam Rakortekrenbang 2025 adalah memastikan partisipasi aktif dari seluruh pemda. Dengan banyaknya kepala daerah baru, perlu upaya ekstra untuk memastikan pemahaman yang sama tentang tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Namun, hal ini juga membuka peluang untuk menciptakan visi pembangunan yang lebih segar dan inovatif.
Rakortekrenbang 2025 juga menjadi kesempatan untuk mengkaji ulang strategi pembangunan yang telah ada dan menyesuaikannya dengan kondisi terkini. Dengan adanya perubahan politik dan dinamika sosial, perlu penyesuaian agar program pembangunan tetap relevan dan efektif. Proses ini memerlukan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat.
Selain itu, Rakortekrenbang 2025 juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan pembangunan. Program-program yang direncanakan harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial, serta memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan adil.
Dengan berakhirnya Rakortekrenbang 2025, diharapkan tercipta harmonisasi program pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini akan menjadi landasan yang kokoh bagi pembangunan Indonesia di masa mendatang, menuju Indonesia Emas 2045. Perencanaan yang matang dan kolaborasi yang kuat akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.