Mendes Siap Dorong Ekspor Nila Salin Pati, Potensi Terluas di Jawa Tengah
Menteri Desa siap bantu carikan negara tujuan ekspor nila salin Pati, komoditas perikanan unggulan yang memiliki potensi lahan terluas di Jawa Tengah. Simak upaya pemerintah!

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menegaskan komitmennya untuk membantu pemasaran ikan nila salin dari Kabupaten Pati. Hal ini dilakukan dengan mencarikan negara tujuan ekspor guna meningkatkan nilai tambah produk perikanan desa serta daya saing di pasar global.
Pernyataan tersebut disampaikan Yandri saat meninjau lokasi tambak budi daya ikan nila salin di Desa Dororejo, Kecamatan Tayu, Pati, pada Kamis (24/7). Kunjungan ini juga didampingi oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Bupati Pati Sudewo.
Upaya ini bertujuan untuk mengatasi persoalan pakan, teknis budidaya, dan pemasaran yang selama ini dihadapi pembudidaya. Dengan demikian, potensi besar nila salin Pati dapat dioptimalkan secara maksimal demi kemandirian ekonomi desa.
Potensi Besar Nila Salin Pati dan Dukungan Pemerintah
Kabupaten Pati memiliki potensi luar biasa dalam budi daya ikan nila salin. Dengan luas lahan mencapai 1.855 hektar, Pati tercatat sebagai wilayah dengan lahan budi daya nila salin terluas di Jawa Tengah. Potensi ini bahkan dapat diperluas hingga lebih dari 5.000 hektar di masa mendatang.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh pengembangan ini. Pihaknya akan membantu mencarikan pengumpul hasil panen atau offtaker serta membuka peluang ekspor ke luar negeri. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.
Budi daya nila salin juga dinilai memiliki peran strategis dalam mendukung program pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis (MBG). Program ini membutuhkan pasokan ikan dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan nila salin Pati menjadi prioritas dalam strategi nasional ketahanan pangan.
Komitmen pemerintah ini sejalan dengan visi membangun ekonomi dari desa dan memberdayakan potensi lokal. Khususnya di sektor perikanan, agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Ini adalah bagian dari visi besar untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Solusi Permasalahan dan Target Ekspor
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP mengidentifikasi tiga persoalan utama yang dihadapi pembudidaya nila salin di Pati. Masalah tersebut meliputi ketersediaan pakan, teknis budi daya yang optimal, dan strategi pemasaran yang efektif. Solusi komprehensif sedang dirumuskan untuk mengatasi tantangan ini secara bertahap.
Untuk mengatasi masalah teknis, KKP akan menyelenggarakan pelatihan "jantanisasi" atau maskulinisasi ikan nila. Pelatihan ini dijadwalkan pada 30 Juli 2025 di Pati, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Staf dari balai KKP juga akan ditugaskan secara khusus untuk memberikan bimbingan dan pelatihan berkelanjutan kepada para pembudidaya.
Terkait masalah pakan, KKP menyadari adanya selisih harga yang membebani pembudidaya nila salin. Pemerintah akan mencari solusi untuk menekan biaya pakan, sehingga budi daya nila salin menjadi lebih efisien dan menguntungkan. Upaya ini merupakan bagian dari dukungan menyeluruh untuk sektor perikanan.
Dengan berbagai dukungan dan solusi yang diberikan, target besar telah ditetapkan untuk nila salin Pati. Dalam tempo lima tahun ke depan, ikan nila salin dari Pati diharapkan mampu menembus pasar ekspor internasional. Salah satu negara tujuan yang dibidik adalah Jeddah, Arab Saudi, menunjukkan ambisi besar untuk komoditas ini.