Mengenang 80 Tahun Tragedi Bom Atom: KBRI Tokyo Tegaskan Komitmen Perdamaian Indonesia untuk Dunia
Dalam peringatan 80 tahun tragedi bom atom Hiroshima dan Nagasaki, KBRI Tokyo kembali menegaskan Komitmen Perdamaian Indonesia untuk dunia tanpa senjata nuklir.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, menegaskan komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dunia. Komitmen ini ditunjukkan melalui partisipasi Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Maria Renata Hutagalung. Ia hadir dalam peringatan 80 tahun jatuhnya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Peringatan penting ini digelar di Hiroshima Peace Memorial Ceremony dan Nagasaki Peace Memorial Ceremony. Selain Maria Renata, Sekretaris Pertama Fungsi Politik Gina Anggraini dan Sekretaris Kedua Budi Akmal Djafar juga turut hadir. Acara tahunan ini bertujuan mengenang tragedi bom nuklir pada 6 Agustus 1945 di Hiroshima dan 9 Agustus 1945 di Nagasaki.
Kehadiran KBRI Tokyo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam memajukan perdamaian dunia. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Acara ini juga dihadiri Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba serta berbagai perwakilan masyarakat dan organisasi internasional, termasuk perwakilan korban dan keluarga korban bom nuklir.
Peran Aktif Indonesia dalam Diplomasi Non-Proliferasi
Partisipasi Indonesia dalam peringatan ini merupakan wujud nyata diplomasi aktif. Ini menunjukkan konsistensi Indonesia dalam menyuarakan pentingnya non-proliferasi senjata nuklir. Peran ini krusial di tengah dinamika geopolitik global saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, Perdana Menteri Jepang mengajak seluruh dunia mendukung aspirasi untuk menciptakan dunia tanpa senjata nuklir. Dorongan ini sesuai dengan G7 Leaders’ Hiroshima Vision on Nuclear Disarmament. Visi ini menjadi salah satu hasil penting pada KTT G7 Hiroshima, 19-20 Mei 2023.
PM Jepang juga menyuarakan kembali komitmen negaranya atas penegakan prinsip dalam ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi (Non-proliferation Treaty/NPT). Komitmen ini sangat vital untuk menjaga stabilitas dan keamanan global. Indonesia mendukung penuh upaya-upaya tersebut demi masa depan yang lebih aman.
Pelajaran dari Sejarah: Ancaman Nuklir dan Geopolitik Modern
Perwakilan dari pemerintah dan masyarakat Jepang mengingatkan kembali ancaman bom nuklir. Peringatan ini sangat relevan di tengah kompleksitas geopolitik yang semakin menantang. Mereka menekankan bahwa sejarah kelam tidak boleh terulang.
Pesan penting yang disampaikan adalah tragedi bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki tidak boleh terulang lagi. Peristiwa mengerikan itu telah merenggut lebih dari 210 ribu jiwa. Ini menjadi pengingat pedih akan dampak devastasi senjata nuklir.
Peringatan ini berfungsi sebagai seruan global untuk perdamaian dan pelucutan senjata. Indonesia, sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian, terus berupaya berkontribusi. Tujuannya adalah mewujudkan dunia yang bebas dari ancaman senjata pemusnah massal.