Menhub Apresiasi Korlantas Polri: Arus Mudik Lebaran 2025 Lancar Berkat Rekayasa Lalu Lintas
Menteri Perhubungan mengapresiasi Korlantas Polri atas pengelolaan arus mudik Lebaran 2025 yang lancar berkat rekayasa lalu lintas strategis di Tol Jakarta-Cikampek dan jalur Trans Jawa.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memberikan apresiasi kepada Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri atas kinerja mereka dalam mengelola arus mudik Lebaran 2025. Apresiasi ini disampaikan setelah pemantauan yang dilakukan hingga H-4 Lebaran, Kamis (27/3). Berbagai rekayasa lalu lintas yang diterapkan, khususnya di Tol Jakarta-Cikampek, dinilai efektif dalam menjaga kelancaran arus mudik.
Dari pantauan Menhub, arus mudik di Tol Jakarta-Cikampek terpantau cukup lancar. Hal ini, menurut Menhub, merupakan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan rekayasa lalu lintas yang matang oleh Korlantas Polri dan para pemangku kepentingan terkait. Keberhasilan ini menunjukkan sinergi yang baik antar lembaga dalam memastikan kelancaran perjalanan masyarakat selama mudik Lebaran.
Menhub Budi Karya Sumadi secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Kakorlantas Polri atas strategi yang diterapkan. Ia menyatakan bahwa secara keseluruhan, penanganan arus mudik di jalan tol Jakarta-Cikampek dinilai sangat baik dan efektif dalam mengurangi kepadatan lalu lintas, sehingga masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan lebih nyaman dan aman.
Rekayasa Lalu Lintas Strategis Korlantas Polri
Korlantas Polri telah menerapkan sejumlah rekayasa lalu lintas untuk memastikan kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Rekayasa ini termasuk penerapan contraflow dan one way di ruas Tol Trans Jawa. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol. Agus Suryonugroho. Ia menjelaskan bahwa langkah-langkah strategis ini disusun bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menjamin arus mudik yang lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh pemudik.
Contraflow diterapkan di Tol Jakarta-Cikampek KM 40 hingga KM 70 dalam beberapa periode. Periode pertama berlangsung pada Kamis (27/3) pukul 14.00 WIB hingga Sabtu (29/3) pukul 24.00 WIB. Periode selanjutnya dilaksanakan pada Senin (31/3) pukul 13.00-18.00 WIB dan Selasa (1/4) pukul 11.00-18.00 WIB. Sistem ini bertujuan untuk mengurai kepadatan kendaraan dan mempercepat waktu tempuh perjalanan.
Sementara itu, sistem one way diberlakukan dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang. Penerapan one way ini juga dilakukan dalam periode waktu tertentu, yaitu pada Kamis (27/3) pukul 14.00 WIB hingga Sabtu (29/3) pukul 24.00 WIB. Sistem ini diterapkan untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tol dan mencegah terjadinya kemacetan yang berkepanjangan.
Irjen Pol. Agus Suryonugroho juga menjelaskan bahwa sistem one way nasional akan diterapkan jika terjadi puncak arus mudik, biasanya pada H-3 Idulfitri. Sistem serupa juga akan diterapkan pada saat arus balik, tepatnya pada H-3 atau H-2 Idulfitri, tergantung pada situasi dan kondisi di lapangan. Keputusan ini akan diumumkan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Ganjil Genap dan Normalisasi Lalu Lintas
Selain contraflow dan one way, sistem ganjil genap juga diterapkan di beberapa ruas jalan tol. Sistem ganjil genap berlaku di KM 47 Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang, serta KM 31 hingga KM 98 Tol Tangerang-Merak. Penerapan sistem ini berlangsung sejak Kamis (27/3) pukul 14.00 WIB hingga Minggu (30/3) pukul 24.00 WIB. Tujuannya adalah untuk membatasi jumlah kendaraan yang melintas dan mencegah terjadinya penumpukan kendaraan.
Setelah periode rekayasa lalu lintas berakhir, normalisasi lalu lintas akan dilakukan pada Minggu (30/3) pukul 00.00-02.00 WIB. Pada saat itu, semua jalur akan dibuka kembali dan diharapkan arus lalu lintas kembali normal. Semua strategi ini menunjukkan komitmen Korlantas Polri dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama periode mudik Lebaran 2025.
Secara keseluruhan, kesuksesan manajemen lalu lintas mudik Lebaran 2025 ini merupakan hasil dari perencanaan yang matang, koordinasi yang baik antar instansi terkait, dan kerja keras seluruh pihak yang terlibat. Hal ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan mobilitas masyarakat selama periode liburan besar seperti Lebaran.