Menhub Hargai Demo Ojol 20 Mei: Aspirasi Warga Negara, Solusi Lewat Dialog!
Menhub Dudy Purwagandhi hargai demo ojol 20 Mei sebagai hak warga negara, sarankan dialog dengan aplikator terkait tuntutan teknis.

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan menghargai rencana aksi demonstrasi ojek online (ojol) yang akan dilakukan serentak pada 20 Mei 2025. Menurutnya, aksi ini merupakan hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka dan damai. Menhub menyarankan agar tuntutan yang bersifat teknis sebaiknya disampaikan langsung kepada para aplikator. Pemerintah berharap pertemuan rutin antara aplikator, pengemudi, dan pelanggan dapat menjadi sarana untuk menjaring aspirasi secara menyeluruh.
Menhub Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa penyampaian aspirasi adalah bagian penting dalam demokrasi. Ia juga menekankan pentingnya pertemuan rutin antara aplikator, pengemudi, dan pelanggan. Pertemuan ini diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai isu penting yang selama ini belum tersampaikan dalam ekosistem transportasi digital. Dengan adanya dialog yang konstruktif, diharapkan penguatan ekosistem transportasi digital bisa berjalan lebih seimbang, adil, dan berkelanjutan untuk semua pihak.
Menanggapi rencana demonstrasi tersebut, Menhub mengaku telah menerima laporan mengenai tiga isu utama yang menjadi perhatian para pengemudi ojol. Isu-isu tersebut meliputi tarif, status kepegawaian, dan potongan diskon yang mencapai 10 persen, dari yang sebelumnya ditetapkan maksimal 20 persen. Pemerintah berupaya menjembatani komunikasi antara pengemudi dan aplikator untuk mencari solusi terbaik.
Tiga Isu Utama dalam Demo Ojol 20 Mei
Tiga isu utama yang disoroti oleh para pengemudi ojol meliputi tarif, status kepegawaian, dan potongan diskon. Para pengemudi merasa bahwa tarif yang berlaku saat ini tidak sesuai dengan biaya operasional yang mereka keluarkan. Status kepegawaian juga menjadi perhatian, karena banyak pengemudi yang menginginkan kejelasan mengenai hak dan kewajiban mereka sebagai mitra aplikator. Selain itu, potongan diskon yang dinilai terlalu besar juga menjadi keluhan utama.
Menhub Dudy Purwagandhi telah menanyakan langsung kepada para pelaku usaha transportasi digital mengenai tiga isu utama tersebut. Pemerintah berupaya mencari solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem transportasi digital. Diharapkan, dengan adanya dialog yang terbuka dan konstruktif, ketiga isu ini dapat segera diselesaikan.
Pemerintah menekankan pentingnya pertemuan rutin antara aplikator, pengemudi, dan pelanggan. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menjaring aspirasi secara menyeluruh. Dengan demikian, penguatan ekosistem transportasi digital bisa berjalan lebih seimbang, adil, dan berkelanjutan untuk semua pihak.
Pertemuan Aplikator dan Harapan Pemerintah
Menhub telah mengumpulkan sejumlah aplikator ojek online untuk membahas isu-isu aktual yang tengah berkembang di masyarakat. Pertemuan tersebut dihadiri oleh pelaku usaha transportasi digital seperti Grab, Maxim, GoTo, dan inDrive. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membahas keluhan asosiasi terkait isu potongan tarif yang dinilai melebihi 20 persen dari ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Menhub berharap agar para aplikator dapat memberikan penjelasan mengenai sistem tarif yang berlaku. Pemerintah juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan tarif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di antara pengemudi. Selain itu, pemerintah juga mendorong para aplikator untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan para pengemudi.
Pemerintah berharap agar forum rutin antara aplikator, pengemudi, dan pelanggan dapat menjadi sarana untuk menjaring aspirasi secara menyeluruh. Dengan adanya komunikasi yang baik, diharapkan berbagai permasalahan yang muncul dalam ekosistem transportasi digital dapat segera diatasi. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan transportasi digital yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Unjuk Rasa Akbar Ojol 20 Mei 2025
Sekitar 500 ribu pengemudi ojek online (ojol) berencana untuk mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak pada 20 Mei 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi. Garda Indonesia sebagai asosiasi pengemudi ojol menyatakan permintaan maaf kepada warga masyarakat Jakarta dan aglomerasi Jabodetabek atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat aksi ini.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menjelaskan bahwa regulasi yang dimaksud adalah Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022. Regulasi ini mengatur tentang batasan maksimal potongan aplikasi sebesar 20 persen. Namun, selama ini aplikator diduga melakukan potongan aplikasi hingga 50 persen. Para pengemudi menuntut agar aplikator mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Aksi unjuk rasa ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan aplikator untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para pengemudi ojol. Para pengemudi berharap agar aspirasi mereka dapat didengar dan ditindaklanjuti dengan serius. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa regulasi yang ada dapat ditegakkan dengan efektif.
Menhub mengapresiasi rencana demonstrasi sebagai bagian dari hak warga negara untuk menyampaikan pendapat. Ia berharap semua pihak dapat menahan diri dan menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Pemerintah berkomitmen untuk terus berdialog dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi permasalahan yang ada.