Menkeu Ajak Akademisi dan Praktisi Ekonomi Islam Perkuat Peran Hadapi Isu Aktual
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak akademisi, birokrasi, dan praktisi ekonomi Islam untuk meningkatkan peran dalam menghadapi isu ekonomi global dan mewujudkan keadilan ekonomi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyerukan peningkatan peran akademisi, birokrasi, dan praktisi ekonomi Islam dalam merespons isu-isu ekonomi terkini. Seruan ini disampaikan dalam Sarasehan Ekonom Islam yang diinisiasi oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Jumat (16/5). Sri Mulyani menekankan pentingnya kontribusi ketiga pilar tersebut dalam mewujudkan sistem ekonomi yang adil dan berkeadilan.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan, "Tentu kita juga berharap para ahli ekonomi Islam bisa terus meningkatkan peran merespons berbagai isu aktual dan juga menjadi agen perubahan, baik di level nasional maupun di institusi global." Ia mengapresiasi peran IAEI yang telah aktif berkontribusi dalam berbagai riset dan kajian, termasuk dalam merespons dampak pandemi COVID-19 dan pembangunan infrastruktur nasional. Peran aktif IAEI ini dinilai sangat krusial dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
Lebih lanjut, Menkeu menyoroti cita-cita IAEI untuk menghadirkan sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan sejalan dengan nilai-nilai Islam. Ia menekankan bahwa ekonomi syariah memiliki cakupan yang luas, melampaui hanya sebatas halal dan haram. Prinsip-prinsip tata kelola yang berlandaskan nilai-nilai amanah, integritas, fatonah, dan siddiq, menurutnya, menjadi fondasi penting dalam menciptakan sistem ekonomi yang membawa kemaslahatan bagi seluruh masyarakat.
Pentingnya Peran Ekonomi Islam dalam Menghadapi Isu Global
Sri Mulyani menekankan pentingnya peran aktif para ahli ekonomi Islam dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi global. Kemampuan mereka dalam menganalisis dan memberikan solusi atas isu-isu aktual sangat dibutuhkan. Ia berharap para ahli dapat menjadi agen perubahan, baik di tingkat nasional maupun internasional, dalam membangun sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Selama dua dekade terakhir, IAEI telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam kontribusinya, mulai dari kajian akademik hingga partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah. Keterlibatan mereka dalam berbagai riset dan kajian telah memberikan masukan berharga bagi pengambilan keputusan di tingkat nasional.
Menkeu juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara akademisi, birokrasi, dan praktisi ekonomi Islam. Kerja sama yang sinergis akan menghasilkan solusi yang komprehensif dan efektif dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Ekonomi Syariah: Lebih dari Sekadar Halal dan Haram
Sri Mulyani menjelaskan bahwa ekonomi syariah tidak hanya sebatas pada aspek halal dan haram. Lebih dari itu, ekonomi syariah juga mencakup prinsip-prinsip tata kelola yang berlandaskan nilai-nilai luhur Islam seperti amanah, integritas, fatonah, dan siddiq. Nilai-nilai tersebut merupakan fondasi penting dalam membangun sistem ekonomi yang adil, transparan, dan akuntabel.
Penerapan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menciptakan sistem ekonomi yang berkeadilan dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan cita-cita IAEI untuk mewujudkan sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Dengan demikian, peran ekonomi syariah tidak hanya terbatas pada sektor keuangan, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan ekonomi, termasuk sektor riil dan pembangunan berkelanjutan.
Harapan untuk Sarasehan Ekonom Islam
Sri Mulyani berharap Sarasehan Ekonom Islam yang diselenggarakan oleh IAEI dapat memberikan perspektif baru dan memperkaya pemahaman mengenai ilmu ekonomi dan ilmu Islam. Ia menekankan pentingnya sinergi antara kedua disiplin ilmu tersebut untuk menciptakan sistem ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan membawa rahmat bagi seluruh umat manusia ("rahmatan lil ‘alamiin").
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi yang konkret untuk pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Hasil dari sarasehan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara akademisi, birokrasi, dan praktisi, diharapkan ekonomi Islam dapat memainkan peran yang semakin besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan akan tercipta solusi-solusi inovatif dan terobosan baru dalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan global.