Menko Polkam: Generasi Muda, Jauhi Narkoba! Ancaman Hukuman Mati Mengintai
Menko Polkam Budi Gunawan mengingatkan generasi muda Indonesia untuk menghindari narkoba, sementara BNN mengungkap 14 kasus peredaran narkoba dengan barang bukti senilai satu triliun rupiah dan ancaman hukuman mati bagi para pelakunya.

Jakarta, 3 Maret 2025 - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, memberikan peringatan keras kepada generasi muda Indonesia terkait bahaya narkoba. Peringatan tersebut disampaikan dalam jumpa pers di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Cawang, Jakarta Timur, Senin. Pernyataan Menko Polkam ini muncul seiring pengungkapan 14 kasus peredaran narkoba oleh BNN, dengan barang bukti yang nilainya mencapai satu triliun rupiah.
Budi Gunawan menekankan pentingnya masa depan cerah bagi generasi muda Indonesia. "Untuk anak muda Indonesia, kalian memiliki masa depan yang baik dan cerah, jangan menggunakan narkoba karena akan menghancurkan masa depan dan hidupmu," tegasnya. Ia menambahkan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak hanya merusak fisik, tetapi juga dapat memicu tindakan kriminal, mengancam terciptanya sumber daya manusia unggul di Indonesia Emas 2045.
Meskipun mengakui keterbatasan BNN dalam memantau seluruh masyarakat, Menko Polkam mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif berperan serta dalam memberantas peredaran narkoba. Ia meminta masyarakat untuk berani melaporkan setiap indikasi peredaran atau penggunaan narkoba di lingkungan sekitar. Dukungan media massa juga diharapkan untuk mengedukasi masyarakat luas akan bahaya narkoba demi menyelamatkan generasi penerus bangsa.
BNN Ungkap 14 Kasus Peredaran Narkoba, Sita Barang Bukti Miliaran Rupiah
Dalam jumpa pers yang sama, Kepala BNN RI, Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom, memaparkan pengungkapan 14 kasus peredaran narkoba sepanjang Februari 2025. Pengungkapan ini merupakan hasil kerja keras Satgas Penindakan Narkoba yang dibentuk oleh Menko Polkam, melibatkan berbagai instansi terkait. "BNN bersama dengan instansi terkait konsisten dan serius dalam menuntaskan permasalahan narkotika di tanah air," kata Marthinus.
Ke-14 kasus tersebut melibatkan peredaran ganja, sabu-sabu, dan ekstasi. Jalur peredarannya beragam, mulai dari Aceh ke Pulau Jawa, hingga dari luar negeri ke Indonesia. Sebagian besar kasus diungkap saat petugas menangkap pelaku yang mengirimkan narkoba melalui jalur darat menggunakan mobil pribadi. Petugas juga membongkar gudang penyimpanan ekstasi dan beberapa ruko yang digunakan untuk menyimpan sabu-sabu.
Dari operasi tersebut, 37 tersangka dari berbagai jaringan narkoba berhasil ditangkap. Peran para tersangka beragam, mulai dari menjaga gudang penyimpanan hingga mengantar barang haram tersebut. Barang bukti yang disita sangat signifikan, meliputi 201.290,22 gram sabu, 894.330 gram ganja, dan 303.188 butir pil ekstasi (setara 115.211,65 gram). Selain itu, disita pula 16 unit kendaraan roda empat, empat unit kendaraan roda dua, dan satu kapal tradisional. Total nilai barang bukti diperkirakan mencapai satu triliun rupiah.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup. Kepala BNN berharap agar pengadilan menjatuhkan hukuman maksimal, bahkan hukuman mati, bagi para pelaku.
Bahaya Narkoba dan Peran Masyarakat
Pernyataan Menko Polkam dan pengungkapan kasus narkoba oleh BNN menjadi pengingat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Bahaya narkoba bukan hanya ancaman bagi individu, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan bangsa. Partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan indikasi peredaran narkoba sangat krusial dalam upaya pemberantasannya.
Kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat, dan media massa sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. Edukasi dan sosialisasi tentang bahaya narkoba harus terus digencarkan agar generasi muda terhindar dari jeratan barang haram tersebut dan masa depan Indonesia tetap cerah.
Dengan ancaman hukuman yang berat, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mencegah peredaran narkoba di Indonesia. Komitmen bersama untuk memberantas narkoba merupakan kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang bebas dari ancaman penyalahgunaan narkoba.