Menteri PUPR Ajak AIIB Investasi di Wilayah Rawan Bencana Indonesia
Menteri PUPR Dody Hanggodo mendorong Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) untuk meningkatkan investasi di wilayah Indonesia yang rawan bencana guna mempercepat upaya mitigasi dan pemulihan bencana.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Dody Hanggodo, mengajak Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) untuk memperluas investasi di wilayah Indonesia yang memiliki tingkat risiko bencana tinggi. Pernyataan ini disampaikan saat beliau menerima kunjungan Presiden AIIB, Jin Liqun, di Jakarta pada Senin lalu.
Menurut Menteri Dody, peningkatan investasi AIIB di wilayah rawan bencana sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan pendanaan Indonesia dalam menghadapi situasi darurat dan bencana alam. Dengan pendanaan yang memadai, pemerintah dapat memberikan respons yang lebih cepat dan efektif dalam upaya mitigasi dan pemulihan pasca-bencana.
"Saya atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ingin mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik selama ini. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan diperluas ke berbagai wilayah Indonesia," ujar Menteri Dody dalam pertemuan tersebut. Beliau juga menyampaikan apresiasi atas kemitraan jangka panjang dengan AIIB yang telah memberikan dampak positif bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kerja Sama AIIB dan Kementerian PUPR: Sebuah Kemitraan yang Menguntungkan
Menteri Dody menekankan pentingnya pendekatan mutual benefit dan mutual responsibility dalam kerja sama dengan AIIB. Pendekatan ini diyakini dapat mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan pinjaman luar negeri untuk proyek infrastruktur strategis. Salah satu proyek yang saat ini sedang berjalan dengan dukungan AIIB adalah Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak (SIMURP).
Proyek SIMURP, senilai 250 juta dolar AS, bertujuan meningkatkan layanan irigasi melalui rehabilitasi, revitalisasi, dan modernisasi sumber daya air serta sistem irigasi. Selain itu, SIMURP juga mencakup penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas manajemen operasional serta pemeliharaan infrastruktur irigasi. Keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak signifikan bagi sektor pertanian di Indonesia.
Sebelumnya, kerja sama antara Kementerian PUPR dan AIIB telah berhasil menyelesaikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada periode 2017-2023 dengan total investasi sebesar 207 juta dolar AS. Program ini telah berhasil meningkatkan kualitas permukiman perkotaan, khususnya di daerah kumuh, melalui pembangunan infrastruktur dasar dan mendorong keterlibatan aktif masyarakat.
Dengan pengalaman sukses program Kotaku, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi model untuk proyek-proyek selanjutnya, khususnya di daerah rawan bencana. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur yang tangguh terhadap bencana.
Tantangan Pembiayaan Infrastruktur dan Harapan Kerja Sama yang Berkelanjutan
Kementerian PUPR berharap kerja sama dengan AIIB dapat membantu mengatasi tantangan pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang semakin kompleks, terutama dengan keterbatasan anggaran negara. Investasi AIIB di wilayah rawan bencana akan sangat membantu dalam mengurangi risiko kerugian ekonomi akibat bencana alam.
Melalui sinergi antara Kementerian PUPR dan AIIB, diharapkan Indonesia dapat terus membangun infrastruktur yang berkualitas tinggi, berkelanjutan, dan inklusif. Infrastruktur yang handal dan tahan bencana akan mendukung percepatan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat secara luas. Kolaborasi ini menjadi kunci untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh dan maju.
Dengan dukungan AIIB, Indonesia berharap dapat membangun sistem infrastruktur yang lebih resilient terhadap bencana, sehingga dapat meminimalisir dampak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam. Hal ini merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia.