Merayakan Kemerdekaan: Marching Band Tunanetra Tampil Memukau, Suarakan Kesetaraan Disabilitas di HUT RI ke-80
Kementerian Sosial tegaskan Kesetaraan Disabilitas dalam perayaan HUT RI ke-80, ditandai penampilan marching band tunanetra yang inspiratif. Simak detailnya!

Jakarta, 17 Agustus 2024 – Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia dengan tegas menyuarakan kesetaraan bagi penyandang disabilitas dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara ini berlangsung khidmat di Jakarta, Minggu (17/8), menunjukkan komitmen pemerintah terhadap inklusivitas. Momen ini menjadi penanda penting bagi perwujudan hak-hak kaum disabilitas di tanah air.
Perayaan kemerdekaan tahun ini semakin semarak dengan penampilan memukau dari marching band Pusat Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi. Anggota marching band ini seluruhnya merupakan penyandang tunanetra yang menunjukkan semangat luar biasa. Mereka dengan antusias membawakan lagu-lagu nasional seperti "Hari Merdeka" dan "Berkibarlah Benderaku", menghadirkan suasana penuh patriotisme.
Kehadiran mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan kuat bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkontribusi bagi bangsa. Penampilan ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak, sekaligus menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk merayakan dan berpartisipasi dalam pembangunan. Upacara ini menjadi bukti nyata komitmen negara terhadap kesetaraan disabilitas.
Semangat Merdeka dan Aktualisasi Diri Penyandang Disabilitas
Salah satu anggota marching band, Ilham (23), yang berasal dari Baubau, Sulawesi Tenggara, mengungkapkan rasa bangganya dapat tampil di perayaan kemerdekaan ini. Baginya, kemerdekaan memiliki makna yang mendalam, termasuk kebebasan bagi penyandang disabilitas. Ia merasa bersyukur mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dan menunjukkan kemampuannya di hadapan publik.
Ini adalah kali kedua Ilham berpartisipasi dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI di kantor Kementerian Sosial. Pengalaman ini memperkuat keyakinannya bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki potensi. Penampilan mereka membuktikan bahwa semangat juang dan dedikasi dapat melampaui segala keterbatasan fisik yang ada.
Kisah Ilham dan rekan-rekannya menjadi cerminan dari tema besar kesetaraan yang diusung oleh Kementerian Sosial. Mereka adalah bukti hidup bahwa dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, penyandang disabilitas dapat mencapai prestasi. Kehadiran mereka di panggung nasional adalah pesan kuat tentang inklusi dan martabat.
Upacara Khidmat dan Apresiasi Terhadap Pengabdian
Upacara peringatan HUT RI ke-80 ini dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kementerian Sosial, Dody Sukmono, yang mengenakan pakaian adat Dayak. Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menghadiri upacara kenegaraan di Istana Merdeka bersama Presiden Prabowo Subianto. Kehadiran para pejabat tinggi ini menunjukkan keseriusan dalam perayaan.
Seluruh pegawai Kementerian Sosial turut hadir dalam upacara dengan mengenakan busana adat Nusantara, menampilkan kekayaan budaya bangsa. Keberagaman busana ini menambah semarak sekaligus kekhidmatan acara, sejalan dengan tema HUT ke-80 Kemerdekaan RI: “Bersatu dan Berdaulat, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju.” Tema ini mencerminkan semangat nasionalisme yang harus terus dipelihara sebagai fondasi kemajuan.
Upacara berlangsung dengan penuh kekhidmatan, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Pembacaan Teks Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 juga dilaksanakan, diikuti dengan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. Kementerian Sosial juga memberikan penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada pegawai yang telah mengabdi selama 10, 20, dan 30 tahun sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka.