Misteri Tersembunyi di Bawah Permukaan: Tim Ahli Fokus Teliti Pilar Pondasi Situs Gunung Padang, Diduga Lebih Tua dari Piramida Giza
Tim ahli memfokuskan penelitian mendalam pada pilar pondasi Situs Megalitikum Gunung Padang untuk mengungkap struktur tersembunyi dan misteri di bawah permukaannya.

Tim ahli pemugaran dan penelitian lanjutan Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur kini memfokuskan studi mendalam. Mereka meneliti pilar-pilar yang menjadi pondasi utama situs prasejarah tersebut. Langkah ini bertujuan mengungkap kemungkinan adanya bangunan lain di bawah permukaan tanah.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bebatuan di dasar tanah yang menyerupai struktur bangunan. Oleh karena itu, sejumlah alat canggih akan digunakan untuk eksplorasi lebih lanjut. Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat menggambarkan struktur utuh Gunung Padang dan menyingkap misteri yang selama ini tersimpan.
Survei awal telah dilakukan pada hari Sabtu oleh tim ahli. Mereka mengamati setiap bagian situs, termasuk tangga utama yang tertutup tanah. Observasi ini menjadi dasar penentuan titik ekskavasi selanjutnya.
Fokus Penelitian dan Teknologi Canggih
Ketua Tim Peneliti Situs Megalitikum Gunung Padang, Ali Akbar, menyatakan bahwa fokus utama penelitian saat ini adalah pilar-pilar yang diduga menjadi pondasi struktur utama situs. Bebatuan yang berdiri tegak ini diyakini memiliki peran krusial dalam formasi keseluruhan Gunung Padang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arsitektur kuno situs.
Untuk mendukung upaya ini, tim akan menggunakan beragam alat canggih. Teknologi modern tersebut dirancang untuk memetakan struktur di bawah permukaan tanah tanpa perlu melakukan penggalian besar-besaran di awal. Hal ini penting untuk menjaga keaslian situs sambil memperoleh data akurat.
Penggunaan alat canggih ini tidak hanya mempercepat proses penelitian, tetapi juga meningkatkan akurasi data yang diperoleh. Dengan demikian, tim dapat merekonstruksi struktur utuh Situs Gunung Padang dan memahami bagaimana peradaban kuno membangun monumen megah ini.
Proses Observasi Awal dan Skala Situs
Pada hari pertama observasi, Ali Akbar bersama sepuluh orang ahli lainnya melakukan pengamatan lapangan secara intensif. Mereka menelusuri setiap sudut situs yang pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda pada tahun 1890. Pengamatan ini mencakup area yang diduga lebih tua dari Piramida Giza di Mesir.
Salah satu area yang diamati secara seksama adalah tangga utama menuju teras Gunung Padang, yang saat ini tertutup tanah dan ditumbuhi pepohonan. Observasi langsung ini krusial untuk menentukan titik-titik awal yang paling potensial untuk penelitian lebih lanjut atau ekskavasi. Penentuan titik awal ini dilakukan secara cermat berdasarkan data awal.
Tim ahli memperkirakan luas area Situs Megalitikum Gunung Padang kemungkinan lebih dari satu hektar. Skala situs yang luas ini menunjukkan potensi penemuan yang signifikan. Setelah penentuan titik awal, tim yang berjumlah 100 orang, ditambah partisipasi warga sekitar, akan memulai proses ekskavasi.
Tim Ahli Multidisiplin dan Keterlibatan Lokal
Proyek penelitian dan pemugaran Situs Gunung Padang melibatkan sembilan peneliti utama dengan berbagai bidang keahlian khusus. Para ahli ini berasal dari disiplin ilmu seperti arkeologi, geologi, geofisika, stratigrafi, geografi, geodesi, biologi, arsitek, planologi, tradisi lisan, hidrologi, hingga geoteknik. Keragaman keahlian ini memastikan pendekatan komprehensif dalam mengungkap misteri situs.
Setiap peneliti utama membawa anggota timnya sendiri, yang juga berstatus ahli di bidang masing-masing. Seluruh anggota tim merupakan peneliti dari dalam negeri, memastikan bahwa keahlian lokal dimaksimalkan dalam proyek ini. Tidak ada ahli dari luar negeri yang secara khusus dilibatkan sebagai bagian inti tim.
Meskipun demikian, tim tidak akan melarang jika ada peneliti asing yang menawarkan diri untuk bergabung dalam upaya pemugaran dan penelitian lanjutan. Selain itu, masyarakat sekitar Situs Gunung Padang juga akan dilibatkan secara aktif dalam seluruh proses penelitian dan pemugaran. Keterlibatan ini penting untuk mendukung keberlanjutan dan pemahaman lokal terhadap warisan budaya ini.