Muhammadiyah dan Kemenbud Bangun Kesadaran Sejarah di Generasi Muda
PP Muhammadiyah dan Kemenbud berkolaborasi membangun kesadaran generasi muda akan nilai sejarah dan budaya Indonesia melalui museum dan edukasi, guna membentuk karakter bangsa yang maju.
![Muhammadiyah dan Kemenbud Bangun Kesadaran Sejarah di Generasi Muda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220101.991-muhammadiyah-dan-kemenbud-bangun-kesadaran-sejarah-di-generasi-muda-1.jpg)
Yogyakarta, 3 Februari 2024 - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi menjalin kerja sama untuk meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. Kolaborasi ini diresmikan dengan peresmian Ruang Pamer Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Peresmian ini dihadiri langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan optimisme atas kerja sama ini. Ia melihat kolaborasi ini selaras dengan upaya pemerintah membangun karakter dan nilai-nilai bangsa. Museum Muhammadiyah diharapkan menjadi salah satu wahana penting dalam upaya tersebut. Beliau menekankan pentingnya peran museum dalam membangun kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan nilai sejarah dan budaya bangsa.
Haedar Nashir menyoroti rendahnya minat generasi muda untuk mengunjungi tempat-tempat edukatif seperti museum, perpustakaan, dan toko buku. Menurutnya, minat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tempat-tempat rekreasi atau pusat perbelanjaan. "Kita menghargai yang mau ke pusat rekreasi, tapi coba mulai kalau ingin menjadi bangsa maju, datangi museum, perpustakaan, dan toko buku," ujar Haedar Nashir. Hal ini dinilai sebagai indikator penting dalam membangun kesadaran akan ilmu sejarah dan budaya bangsa.
Melalui kerja sama ini, Muhammadiyah dan Kemenbud berupaya membangun Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai agama, Pancasila, dan budaya luhur bangsa. Haedar Nashir menyayangkan masih rendahnya minat baca di Indonesia. "Satu orang Indonesia dari seribu orang baru bisa tertarik untuk membaca," katanya. Rendahnya minat membaca ini dianggap sebagai tantangan serius dalam memajukan peradaban bangsa.
Menurutnya, tidak ada bangsa yang maju tanpa pendidikan dan pengetahuan. Oleh karena itu, museum, perpustakaan, dan toko buku menjadi sarana penting untuk kemajuan peradaban bangsa. Haedar Nashir optimistis kerja sama ini akan melahirkan generasi muda yang cerdas, sadar akan sejarah, berpegang teguh pada nilai-nilai luhur, dan berorientasi pada kemajuan.
Kemenbud turut berkomitmen dalam kerja sama ini. Fokusnya adalah membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah bangsa. Dengan meningkatkan kesadaran akan sejarah, diharapkan akan tercipta generasi muda yang lebih berwawasan dan berkarakter.
Kerja sama ini menandai langkah konkret dalam upaya membangun kesadaran sejarah dan budaya bangsa. Dengan memanfaatkan museum sebagai media pembelajaran, diharapkan generasi muda Indonesia dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya bangsa.