Museum Wayang Jakarta: Wajah Baru dengan Teknologi Imersif
Museum Wayang Jakarta hadir dengan tampilan baru, memadukan keindahan bangunan cagar budaya dengan teknologi imersif dan interaktif untuk menarik minat generasi muda dan meningkatkan pengalaman pengunjung.
Museum Wayang di kawasan Kota Tua, Jakarta, kini telah berbenah. Pada Jumat, 24 Januari, Museum Wayang resmi dibuka dengan wajah baru yang menggabungkan pesona bangunan bersejarah dengan teknologi modern. Pembaruan ini meliputi penambahan ruang imersif dan berbagai fitur teknologi informasi terkini.
Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Sri Kusumawati, menjelaskan bahwa renovasi tidak hanya sebatas penambahan teknologi. Bangunan cagar budaya ini juga mengalami perbaikan menyeluruh. "Sekarang, sudah ada dua bangunan, yang lama dan yang baru. Di bangunan lama kami memutuskan untuk membebaskan dinding dan mengembalikan elemen asli gedung ini, yang kini bisa dinikmati oleh pengunjung," ujarnya.
Desain pameran yang baru mengusung konsep minimalis. Koleksi wayang menjadi daya tarik utama, sekaligus tetap menjaga keindahan arsitektur asli gedung. Pengunjung dapat menikmati ruang pamer yang lebih luas dan nyaman untuk mengamati koleksi wayang.
Meskipun tidak ada penambahan koleksi wayang, jumlah koleksi yang dipamerkan sengaja dibatasi untuk kenyamanan pengunjung. "Jumlah koleksi yang dipamerkan tidak sebanyak tata pamer yang lama. Untuk yang sekarang ini tidak terlalu banyak, tetapi kita akan rotasi. Itu rutinnya sekitar tiga bulan sekali," jelas Sri. Rotasi koleksi ini memastikan pengunjung selalu menemukan hal baru.
Salah satu daya tarik utama Museum Wayang yang baru adalah ruang imersif. Ruang ini menawarkan pengalaman teknologi tinggi, seperti hologram dan permainan interaktif. Pengunjung juga dapat mencoba fitur foto kecerdasan buatan (AI) yang unik, memungkinkan mereka untuk menempatkan wajah mereka ke dalam latar suasana masa lalu.
Sri menambahkan, "Ruangan imersif ini untuk menarik minat anak muda. Jadi sambil bermain, mereka juga bisa sekalian menambah pengetahuan. Jadi mereka pelan-pelan mulai tertarik dengan budaya kita." Inovasi ini diharapkan dapat mendekatkan generasi muda pada kekayaan budaya Indonesia.
Museum Wayang yang baru juga memperhatikan aspek inklusivitas. Bangunan baru dirancang ramah difabel, memastikan aksesibilitas bagi semua pengunjung. Untuk memastikan kenyamanan dan keteraturan kunjungan, terutama ke ruang imersif, pengunjung disarankan untuk memesan sesi waktu kunjungan.
Dengan berbagai inovasi yang dilakukan, Museum Wayang Jakarta tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat edukasi dan pelestarian budaya. Perpaduan antara nilai sejarah dan teknologi modern menjadi daya tarik tersendiri bagi Museum Wayang yang baru.