Museum DKI Jakarta Makin Canggih: Teknologi Imersif Tarik Pengunjung Muda
Pemprov DKI Jakarta akan meningkatkan penggunaan teknologi imersif di museum-museumnya untuk menarik minat pengunjung muda dan membuat pengalaman belajar sejarah lebih interaktif dan menyenangkan.
![Museum DKI Jakarta Makin Canggih: Teknologi Imersif Tarik Pengunjung Muda](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/200053.065-museum-dki-jakarta-makin-canggih-teknologi-imersif-tarik-pengunjung-muda-1.jpeg)
Jakarta, 8 Februari 2025 - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memperluas penggunaan teknologi imersif di berbagai museumnya. Langkah inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik museum bagi masyarakat, khususnya generasi muda, serta memberikan pengalaman belajar sejarah yang lebih interaktif dan mendalam.
Museum Wayang dan Museum Joang '45 telah lebih dulu merasakan sentuhan teknologi imersif, dengan hasil yang sangat positif. Pengunjung dapat merasakan sensasi berada di tengah-tengah peristiwa sejarah, seakan-akan menjadi bagian dari cerita yang ditampilkan. Hal ini terbukti mampu menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan usia.
Ekspansi Teknologi Imersif ke Museum Lainnya
Suksesnya penerapan teknologi imersif di dua museum tersebut mendorong Pemprov DKI untuk mengembangkannya lebih lanjut. Bayu Niti Permana, Ketua Subkelompok Sejarah dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, menyatakan bahwa Museum Sejarah Jakarta dan Museum Bahari akan segera menyusul. "Sebentar lagi kami terapkan di Museum Sejarah (Jakarta) dan Museum Bahari pada akhir tahun," ujarnya dalam pesan singkat kepada ANTARA.
Dengan penambahan teknologi imersif, diharapkan museum tidak lagi dipandang sebagai tempat yang kuno dan membosankan. Sebaliknya, museum akan menjadi destinasi yang menarik dan edukatif bagi semua kalangan, termasuk anak muda yang merupakan ujung tombak pelestarian budaya bangsa.
Pengalaman Imersif di Museum Wayang dan Museum Joang '45
Di Museum Joang '45, teknologi imersif telah diterapkan sejak 7 Januari 2025. Walaupun masih dalam tahap awal dengan layar 360 derajat terbatas, teknologi ini telah berhasil memberikan pengalaman yang unik bagi pengunjung dalam mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pengunjung seakan dibawa kembali ke masa perjuangan kemerdekaan.
Sementara itu, Museum Wayang menawarkan pengalaman yang lebih lengkap. Ruang imersif di Museum Wayang dilengkapi dengan area super hologram, ruang imersif 360 derajat, dan permainan interaktif. Selain itu, terdapat juga digital wayfinder, peta persebaran wayang, silsilah wayang, lini masa perkembangan wayang, permainan gamelan, dan papan informasi digital. Semua fitur ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman kunjungan dan memberikan informasi yang lebih komprehensif.
Tata Pamer Museum yang Lebih Ramah Pengunjung
Tidak hanya teknologi imersif, Pemprov DKI juga melakukan perubahan pada tata pamer di beberapa museum. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang lebih ramah dan menarik bagi pengunjung. Vitrin minimalis dan fokus pada koleksi utama menjadi ciri khas tata pamer baru ini. Pemprov DKI berupaya menghilangkan kesan kuno pada gedung museum, yang sebagian merupakan cagar budaya, agar lebih menarik bagi generasi muda.
"Beberapa museum sekarang itu tata pamernya harus lebih friendly (bersahabat). Jadi masuk museum tuh tidak seperti masuk rumah kuno," jelas Bayu. Perubahan ini sejalan dengan upaya Pemprov DKI untuk menjadikan museum sebagai tempat yang menarik dan edukatif bagi semua kalangan, tanpa memandang usia.
Kesimpulan
Dengan penerapan teknologi imersif dan perubahan tata pamer yang lebih modern, Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk merevitalisasi museum-museum di Jakarta. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung, khususnya generasi muda, dan menjadikan museum sebagai pusat pembelajaran sejarah yang interaktif dan menyenangkan. Inovasi ini juga merupakan bentuk komitmen Pemprov DKI dalam melestarikan budaya bangsa melalui pendekatan yang lebih modern dan atraktif.