Nenek Sutiah (107 Tahun) Calon Haji Tertua Lampung: Kisah Inspiratif Menuju Tanah Suci
Nenek Sutiah, 107 tahun, dari Lampung Selatan, mewujudkan mimpi menunaikan ibadah haji setelah menabung selama lebih dari 15 tahun dari hasil bertani.

Bandarlampung, 7 Mei 2024 (ANTARA) - Suasana haru dan bangga menyelimuti keberangkatan Nenek Sutiah (107 tahun), seorang calon haji (calhaj) tertua asal Lampung, menuju Tanah Suci. Perempuan kelahiran Sidomulyo, Lampung Selatan, 3 Oktober 1917 ini, akan berangkat dengan rombongan kloter lima. Perjalanan panjang penuh perjuangan ini menjadi bukti nyata keteguhan iman dan tekad yang luar biasa.
Mimpi Nenek Sutiah untuk menunaikan ibadah haji akhirnya terwujud setelah penantian panjang selama lebih dari 15 tahun. Keberangkatannya ke Tanah Suci merupakan buah dari ketekunan dan kesabaran dalam mengumpulkan uang dari hasil bertani, menanam jagung dan padi serta membersihkan rumput. "Alhamdulillah, saya masih kuat jalan. Nggak apa-apa pelan-pelan yang penting bisa sampai," ujar Nenek Sutiah saat memasuki Asrama Haji Lampung, Rabu.
Kisah inspiratif Nenek Sutiah menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita, terutama dalam menjalankan rukun Islam kelima. Keberangkatannya menjadi bukti nyata bahwa keimanan yang kuat dan tekad yang bulat mampu mengatasi segala tantangan.
Perjuangan Panjang Menuju Tanah Suci
Selama lebih dari 15 tahun, Nenek Sutiah tekun mengumpulkan uang untuk biaya haji dari hasil kerja kerasnya sebagai petani. Ia menceritakan kesehariannya dengan penuh semangat, "Kalau sehari-hari itu bertani, terus nyabutin suket (rumput)." Keuletannya dalam bekerja patut diacungi jempol.
Rahasia kesehatan Nenek Sutiah yang luar biasa di usia senjanya juga menarik perhatian. Ia mengaku tidak mengonsumsi daging ayam dan telur, serta hanya mengonsumsi ikan segar dan lebih banyak mengonsumsi sayuran rebus. "Ayam tidak makan, telur tidak makan, ikan juga ikan tertentu kalau yang segar saja. Lebih banyak saya makan sayuran, dan rebusan," jelasnya.
Dengan kondisi kesehatan yang terjaga, Nenek Sutiah optimis dapat menjalankan ibadah haji dengan khusyuk. Ia mengatakan tidak memiliki doa khusus, "Doa khusus tidak ada. Kalau sampai Tanah Suci nanti paling mau fokus ibadah saja, wirid seperti biasa dan juga minta panjang umur." Keikhlasan dan kesederhanaannya menjadi teladan bagi kita semua.
Dukungan Pemerintah dan Doa untuk Kelancaran Ibadah
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Lampung, M Ansori, mengungkapkan kebanggaannya atas keberangkatan Nenek Sutiah. "Rombongan JCH ini salah satunya merupakan calhaj tertua asal Lampung dengan usia 107 tahun," katanya. Keberangkatan kloter lima yang berjumlah 393 jamaah calon haji dari Lampung Selatan ini juga menunjukkan kesiapan pemerintah dalam memfasilitasi para calon haji.
Hingga saat ini, sebanyak 1.572 jamaah calon haji asal Lampung telah berangkat dan tiba di Tanah Suci. "Kami bersyukur 1.572 JCH dari kuota 7.050 sudah sampai semuanya di Madinah dengan selamat. Kami harap mereka juga pulang dalam keadaan sehat dan menjadi haji yang mabrur," ungkap M Ansori. Doa dan harapan agar seluruh jamaah calon haji dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke tanah air dengan selamat sentosa.
Keberangkatan Nenek Sutiah menjadi bukti nyata bahwa semangat beribadah tidak mengenal batasan usia. Kisah inspiratifnya menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berikhtiar dan berdoa dalam mencapai tujuan hidup, khususnya dalam menjalankan ibadah haji.
Semoga Nenek Sutiah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke Indonesia dengan selamat, serta menjadi haji yang mabrur. Kisahnya akan selalu dikenang sebagai bukti nyata keteguhan iman dan perjuangan seorang perempuan Indonesia yang luar biasa.