Normalisasi Sungai Jadi Fokus Utama Gubernur Kalbar di Hari Pertama Kerja
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, memprioritaskan normalisasi sungai dan parit untuk mencegah banjir di provinsi tersebut, dengan melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat.

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, dan Wakil Gubernur, Krisantus Kurniawan, memulai masa kepemimpinan mereka dengan fokus utama pada penanggulangan banjir di provinsi tersebut. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Norsan di Pontianak pada hari Senin, 03/03. Langkah konkret yang akan diambil adalah evaluasi dan normalisasi terhadap kondisi sungai dan parit di Kalimantan Barat yang mengalami sedimentasi tinggi.
Sedimentasi yang tinggi di beberapa daerah di Kalimantan Barat telah menyebabkan banjir besar dan menghambat aliran air. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi. Oleh karena itu, normalisasi sungai menjadi prioritas utama untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. "Sedimentasi yang tinggi di beberapa daerah telah menyebabkan banjir besar dan menghambat aliran air, sehingga dibutuhkan langkah konkret dalam upaya pencegahan bencana di masa mendatang," jelas Ria Norsan.
Beberapa daerah di Kalimantan Barat mengalami pendangkalan sungai dan parit akibat sedimentasi. Akibatnya, ketika musim hujan tiba, luapan air menjadi besar dan membutuhkan waktu lama untuk surut. "Nah, itu kita sudah perlu menormalisasikan sungai-sungai yang ada. Kalau untuk banjir, kita ke depannya memang fokus kepada aliran sungai yang akan kita normalisasi," tegasnya.
Normalisasi Sungai dan Kerjasama Antar Pihak
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat program normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase. Kerjasama ini akan melibatkan pemerintah kabupaten/kota dan instansi terkait. Evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan untuk menentukan prioritas utama dalam program normalisasi sungai ini. "Evaluasi akan segera dilakukan agar kita tahu titik-titik yang harus menjadi prioritas utama. Jika normalisasi ini bisa berjalan dengan baik, diharapkan ke depan Kalimantan Barat lebih siap dalam menghadapi musim hujan dan potensi banjir," ujar Gubernur Norsan.
Selain normalisasi sungai, Gubernur Norsan juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai dan drainase. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan. "Masalah banjir tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga kesadaran bersama," imbuhnya. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Dengan menggabungkan infrastruktur pengendalian banjir yang memadai dan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, Gubernur Norsan optimistis bahwa upaya normalisasi sungai akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan warga Kalimantan Barat. Hal ini akan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di provinsi tersebut.
Pengalaman dan Kesinambungan Program
Gubernur Norsan menekankan bahwa ia bukanlah sosok baru di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar. Ia hanya memiliki jabatan baru. "Hari pertama bekerja sebenarnya saya orang lama dengan jabatan baru. Itu saja. Jadi, dengan OPD sudah kenal. Hanya tinggal menyesuaikan saja lagi," katanya. Hal ini menunjukkan kesinambungan program dan pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan di Kalimantan Barat.
Dengan pengalamannya yang telah ada, diharapkan program normalisasi sungai dapat berjalan efektif dan efisien. Koordinasi yang baik dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan mempermudah pelaksanaan program tersebut. Komitmen Gubernur Norsan untuk melanjutkan dan meningkatkan upaya penanggulangan banjir di Kalimantan Barat patut diapresiasi.
Program normalisasi sungai ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif banjir di Kalimantan Barat dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Kesuksesan program ini bergantung pada kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan komitmen dan kerja keras bersama, Kalimantan Barat dapat lebih siap menghadapi musim hujan dan potensi bencana banjir di masa mendatang.