NTB Dorong Penanaman Pohon untuk Rehabilitasi Hutan dan Cegah Banjir
BPBD NTB meminta pemerintah daerah setempat untuk menanam pohon pengganti tanaman jagung guna merehabilitasi hutan dan mencegah banjir akibat kerusakan daerah aliran sungai.

Kepala BPBD NTB, Ahmadi, mengungkapkan bahwa bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di NTB disebabkan oleh menurunnya kesehatan daerah aliran sungai (DAS) dan kerusakan vegetasi hutan. Hal ini diakibatkan oleh alih fungsi lahan hutan yang masif menjadi area pertanian, khususnya untuk penanaman jagung. Pernyataan ini disampaikannya pada Kamis, 30 Januari di Mataram.
Ahmadi menjelaskan bahwa alih fungsi lahan ini didorong oleh tekanan ekonomi masyarakat. Untuk itu, ia menyarankan penanaman pohon-pohon yang memiliki nilai ekonomi, seperti pohon penghasil kayu untuk industri kayu lapis, triplek, atau kertas. Langkah ini diharapkan dapat memberikan alternatif pendapatan bagi masyarakat dan mendorong peralihan dari pertanian jagung.
Namun, penanaman pohon saja tidak cukup. Ahmadi menekankan pentingnya dukungan dari pabrik pengolahan kayu untuk menyerap hasil panen pohon tersebut. Kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini. Ia juga mengingatkan akan peran krusial hutan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mencegah bencana alam.
Lebih lanjut, Ahmadi menjelaskan bahwa untuk jangka pendek, upaya meminimalisir risiko bencana juga perlu dilakukan. Antisipasi terhadap curah hujan tinggi dan dampak banjir menjadi prioritas. BPBD NTB telah berkoordinasi dengan dinas teknis terkait, TNI, Polri, dan pemerintah daerah untuk kesiapsiagaan bencana. Persiapan logistik dan bantuan juga telah dilakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir atau tanah longsor.
Ahmadi menambahkan bahwa stok beras untuk bencana masih mencukupi. Jika terjadi kekurangan, pemerintah kabupaten/kota dapat meminta bantuan kepada pemerintah provinsi untuk penyaluran bantuan. Kecepatan respons kepala dinas di tingkat kabupaten/kota menjadi kunci dalam penanggulangan bencana.
Bencana banjir yang terjadi biasanya mengakibatkan kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, rumah warga, dan lahan pertanian. Kerusakan lingkungan akibat alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian perlu segera ditangani dengan penanaman pohon secara berkelanjutan untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Program penanaman pohon ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana alam di NTB.
Intinya, upaya rehabilitasi hutan melalui penanaman pohon merupakan langkah penting dan mendesak untuk mencegah bencana banjir di NTB. Kerjasama semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini. Selain penanaman pohon, upaya meminimalisir risiko bencana melalui kesiapsiagaan dan koordinasi juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.