Okupansi KA Tembus 104 Persen! Libur Waisak 2025 Dorong Peningkatan Moda Transportasi Kereta Api
KAI mencatat okupansi kereta api mencapai 104 persen selama arus balik libur Waisak 2025, menunjukkan tingginya minat masyarakat pada transportasi kereta api.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat rekor okupansi kereta api hingga 104 persen selama periode arus balik libur Waisak 2025. Data yang dirilis pada Selasa, 13 Mei 2025 pukul 09.00 WIB, menunjukkan lonjakan signifikan minat masyarakat menggunakan kereta api sebagai moda transportasi utama, baik untuk perjalanan jarak jauh maupun lokal. Hal ini menunjukkan kepercayaan publik yang tinggi terhadap layanan kereta api yang semakin meningkat kualitasnya.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa penjualan tiket kereta api jarak jauh dan lokal telah melampaui kapasitas yang tersedia. Lebih rinci, tiket KA Jarak Jauh terjual sebanyak 860.122 lembar, melebihi kapasitas 829.088 kursi. Sementara itu, tiket KA Lokal terjual sebanyak 163.248 lembar, melampaui kapasitas 156.270 kursi. Puncak arus balik terjadi pada Sabtu, 10 Mei 2025, dengan jumlah penumpang mencapai 207.571 orang, angka tertinggi selama periode libur panjang tersebut.
KAI menyatakan bahwa lonjakan penumpang ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api yang semakin baik. KAI berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan memastikan keselamatan serta kenyamanan para penumpang dengan menambah rangkaian kereta, tenaga operasional, dan meningkatkan layanan di stasiun-stasiun.
Lonjakan Penumpang di Berbagai Rute
Data harian menunjukkan fluktuasi jumlah penumpang selama periode libur Waisak dan cuti bersama 9-14 Mei 2025. Pada Jumat (9/5), tercatat 190.477 penumpang dengan okupansi 116 persen; Sabtu (10/5), 207.571 penumpang dengan okupansi 124 persen; Minggu (11/5), 177.724 penumpang dengan okupansi 106 persen; dan Senin (12/5), 201.198 penumpang dengan okupansi 120 persen. Pada Selasa (13/5), tercatat 172.503 penumpang dengan okupansi 103 persen, sementara pada Rabu (14/5), tercatat 73.777 penumpang dengan okupansi 48 persen. Data ini masih bersifat dinamis.
Meskipun terjadi lonjakan penumpang yang signifikan, KAI memastikan bahwa rata-rata okupansi selama periode libur Waisak tetap berada di atas 100 persen. Hal ini menjadi indikator penting efektivitas pola angkutan libur dan perencanaan kapasitas yang dilakukan oleh KAI.
Beberapa destinasi wisata populer seperti Yogyakarta, Banyuwangi, Bandung, dan Surabaya mencatat peningkatan tajam jumlah penumpang. Hal ini menunjukkan dampak positif dari peningkatan konektivitas kereta api terhadap sektor pariwisata dan perekonomian lokal.
KAI: Konektivitas yang Membangun Ekonomi
Anne Purba menambahkan bahwa moda transportasi kereta api tidak hanya berperan sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai penghubung emosi dan ekonomi. Konektivitas yang dibangun oleh KAI membantu memutar roda perekonomian di berbagai daerah. Selama periode libur Waisak 2025, KAI mengoperasikan total 985.358 kursi, termasuk kereta tambahan. KAI juga memberikan perhatian khusus pada kualitas layanan, termasuk ketepatan waktu keberangkatan, kemudahan akses, dan kenyamanan lingkungan stasiun.
KAI berkomitmen untuk terus beradaptasi dan meningkatkan layanan untuk memenuhi lonjakan permintaan penumpang, terutama pada momentum libur nasional. Penguatan layanan menjadi fokus utama KAI ke depannya. "Moda kereta bukan cuma soal transportasi, tapi juga penghubung emosi dan ekonomi. Konektivitas yang kami bangun membantu memutar roda pergerakan antardaerah," ujar Anne.
Secara keseluruhan, keberhasilan KAI dalam melayani lonjakan penumpang selama libur Waisak 2025 menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas layanan dan kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta api di Indonesia.