Pakar Dorong THR untuk Kurangi Risiko Merokok di Indonesia
Pakar kesehatan global dan Indonesia mendorong penerapan pengurangan risiko tembakau (THR) untuk mengurangi jumlah perokok dan kematian akibat rokok di Indonesia, yang memiliki prevalensi perokok tinggi.
![Pakar Dorong THR untuk Kurangi Risiko Merokok di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/25/020019.652-pakar-dorong-thr-untuk-kurangi-risiko-merokok-di-indonesia-1.jpg)
Indonesia, negara dengan prevalensi perokok tinggi, tengah menghadapi tantangan serius terkait dampak merokok bagi kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, pakar kesehatan dunia dan Indonesia mendorong penerapan strategi pengurangan risiko tembakau (THR).
Sebuah laporan dari Global Health Consults, yang melibatkan kontribusi Assoc. Prof. Ronny Lesmana dari Unpad, mengungkapkan bahwa THR telah terbukti efektif di negara-negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Penerapan THR di negara-negara tersebut telah membantu jutaan orang beralih dari rokok konvensional ke alternatif yang lebih rendah risiko, berkontribusi pada penurunan angka kematian terkait tembakau.
Menurut laporan tersebut, penerapan THR berpotensi menyelamatkan hingga 4,6 juta nyawa pada tahun 2060, dengan penurunan kematian mencapai 123.000 jiwa per tahun. Strategi THR ini fokus pada penyediaan alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok, sebagai upaya pengurangan bahaya (harm reduction).
Indonesia, sebagai negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia dan sekitar 300.000 kematian akibat rokok setiap tahunnya, sangat membutuhkan intervensi efektif. Data WHO menunjukkan proyeksi peningkatan prevalensi perokok di Indonesia dari 31,7 persen pada tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada 2025. Kondisi ini semakin mempertegas urgensi penerapan THR.
Penerapan THR di Indonesia memerlukan dukungan kebijakan publik yang komprehensif. Hal ini mencakup peningkatan akses terhadap produk alternatif rendah risiko dan penguatan layanan pengobatan kanker paru-paru. Assoc. Prof. Ronny Lesmana menekankan perlunya perhatian lebih terhadap alternatif yang lebih rendah risiko untuk mendorong peralihan atau penghentian merokok sama sekali.
Prof. Dr. Wahyu Widowati dari Universitas Kristen Marantha menambahkan pentingnya regulasi yang berbasis ilmiah dan penelitian lebih lanjut mengenai produk alternatif rendah risiko. Penelitian ini diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna mendukung kebijakan pengendalian tembakau yang lebih efektif dan terukur. Ia juga menegaskan bahwa THR dapat menjadi alternatif yang baik untuk mendorong konsep pengurangan bahaya.
Kesimpulannya, penerapan THR di Indonesia merupakan langkah strategis untuk mengurangi dampak buruk merokok. Dukungan kebijakan pemerintah, penelitian lebih lanjut, dan kesadaran masyarakat menjadi kunci keberhasilan implementasi THR dalam menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.