Beralih ke Tembakau Alternatif: Strategi Kurangi Biaya Kesehatan di Indonesia?
Masindo yakin peralihan ke produk tembakau alternatif dapat menurunkan prevalensi merokok dan mengurangi beban biaya kesehatan di Indonesia, terinspirasi keberhasilan negara lain.

Jakarta, 25 Februari 2024 - Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo), Dimas Syailendra, meyakini bahwa peralihan perokok ke produk tembakau alternatif dapat menjadi strategi efektif untuk menurunkan prevalensi merokok dan mengurangi dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa lalu. Menurutnya, pendekatan pengurangan risiko ini penting untuk menekan angka perokok dan meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh.
Dimas menjelaskan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, kanker, stroke, dan diabetes, yang sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat termasuk merokok, menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Beban biaya kesehatan akibat PTM ini sangat besar dan membebani anggaran nasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi inovatif untuk mengatasinya.
Ia mencontohkan beberapa negara maju seperti Inggris, Jepang, Selandia Baru, dan Filipina yang telah berhasil menerapkan strategi pengurangan risiko dengan mendorong peralihan ke produk tembakau alternatif. Negara-negara tersebut, menurut Dimas, mendukung kebijakan ini berdasarkan hasil penelitian dan kajian ilmiah yang menunjukkan efektivitasnya dalam menurunkan prevalensi merokok.
Produk Tembakau Alternatif: Harapan Baru Pengurangan Biaya Kesehatan?
Dimas Syailendra berharap pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan produk tembakau alternatif sebagai bagian dari strategi menekan biaya kesehatan akibat merokok. Ia menekankan pentingnya implementasi konsep pengurangan risiko ini untuk mengurangi beban pengobatan penyakit-penyakit yang terkait dengan merokok. Namun, ia juga mengingatkan perlunya regulasi yang ketat, terutama terkait batasan usia pengguna untuk mencegah akses anak-anak terhadap produk alternatif tersebut.
"Di Indonesia, Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian tertinggi, seperti penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes. PTM ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, diantaranya kebiasaan merokok. Maka biaya kesehatan yang diakibatkan oleh PTM ini pastilah sangat besar dan membebani biaya kesehatan nasional," jelas Dimas, menekankan urgensi solusi inovatif untuk masalah kesehatan nasional ini.
Lebih lanjut, Dimas menambahkan bahwa "Pendekatan pengurangan risiko dapat memainkan peranan penting dalam menekan prevalensi merokok di Indonesia." Ia berharap pemerintah dapat mempelajari keberhasilan negara lain dalam mengimplementasikan strategi ini dengan bijak dan memperhatikan konteks Indonesia.
Penggunaan produk tembakau alternatif, menurut Masindo, bukan tanpa risiko. Oleh karena itu, pengawasan dan regulasi yang ketat sangat diperlukan untuk memastikan produk ini hanya diakses oleh perokok dewasa dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara upaya pengurangan risiko dan pencegahan dampak negatif bagi kesehatan.
Pertimbangan Implementasi di Indonesia
Implementasi strategi pengurangan risiko dengan produk tembakau alternatif di Indonesia memerlukan perencanaan dan kajian yang matang. Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk aspek kesehatan masyarakat, ekonomi, dan sosial budaya. Keterlibatan berbagai pihak, termasuk pakar kesehatan, akademisi, dan pembuat kebijakan, sangat penting untuk memastikan keberhasilan strategi ini.
Selain regulasi usia, pemerintah juga perlu mempertimbangkan edukasi publik mengenai produk tembakau alternatif. Edukasi ini penting untuk memberikan informasi yang akurat dan obyektif kepada masyarakat, sehingga mereka dapat membuat pilihan yang tepat dan bertanggung jawab. Transparansi informasi dan keterbukaan data penelitian juga krusial untuk membangun kepercayaan publik.
Langkah ini juga perlu diimbangi dengan kampanye anti-rokok yang lebih intensif. Kampanye ini bertujuan untuk mencegah anak-anak dan remaja mulai merokok dan mendorong perokok dewasa untuk berhenti sepenuhnya. Strategi komprehensif yang menggabungkan pengurangan risiko dan pencegahan merupakan kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah kesehatan akibat merokok di Indonesia.
Kesimpulannya, peralihan ke produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi beban biaya kesehatan di Indonesia, namun implementasinya harus dilakukan secara hati-hati dan terukur dengan regulasi yang ketat dan edukasi publik yang memadai. Suksesnya strategi ini bergantung pada komitmen pemerintah dan kerjasama semua pihak terkait.