Kemenkes: Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Rokok Elektronik
Kementerian Kesehatan RI menekankan pentingnya melindungi generasi muda dari bahaya rokok, terutama rokok elektronik yang semakin populer dan gencar dipromosikan dengan berbagai varian rasa.

Jakarta, 7 Mei 2024 - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia kembali menyoroti ancaman serius bahaya rokok, khususnya rokok elektronik, terhadap generasi muda Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait tren peningkatan penggunaan rokok elektronik di kalangan remaja. Pernyataan ini disampaikan dalam acara peluncuran program 'Soft Launch RAW, Resillient, Awesome, and Wise' di Jakarta.
"Sekarang isu di perokok pemula atau remaja itu lebih pada bagaimana kita membentengi anak-anak kita, terutama terhadap rokok elektronik," tegas Siti Nadia Tarmizi. Ia menjelaskan bahwa perusahaan rokok semakin gencar mempromosikan produk-produk mereka kepada generasi muda, memanfaatkan berbagai varian rasa sebagai daya tarik utama. Hal ini dinilai lebih efektif dibandingkan promosi rokok konvensional.
Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, "Karena dengan rokok elektronik itu perisa rasanya saja itu bisa lebih banyak ketimbang rokok konvensional dan itu kan lebih mudah untuk kemudian mempromosikannya." Pernyataan ini menggarisbawahi strategi pemasaran yang agresif dari industri rokok, yang secara langsung menyasar kelompok rentan, yaitu anak muda.
Strategi Pencegahan yang Lebih Efektif
Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau (PPAT), Benget Saragih, menawarkan pendekatan alternatif dalam kampanye antirokok. Ia menyarankan perubahan strategi komunikasi yang lebih fokus pada promosi gaya hidup sehat, bukan hanya menekankan bahaya merokok. "Pendekatan harus diubah. Jangan sampaikan kalau rokok itu berbahaya. Tapi sampaikan bahwa hidup itu harus sehat. Bergerak, olah raga, makan yang sehat, tidak merokok," jelas Saragih.
Saragih menambahkan bahwa larangan semata seringkali tidak efektif dan justru menimbulkan reaksi sebaliknya. "Kalau dilarang, ngelunjak. Tapi kita ajak hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan disadarkan di keluarga, lingkungannya. Pendekatan harus diubah," ujarnya. Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan keluarga dan lingkungan dalam membentuk perilaku hidup sehat.
Sosialisasi dan kampanye antirokok yang berkelanjutan dinilai sangat krusial, terutama mengingat Indonesia akan memasuki era bonus demografi pada tahun 2045. "Karena tahun 2045 Indonesia Emas, kalau kita enggak gerak bersama anak-anak ini, yang terjadi Indonesia cemas," kata Saragih. Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi upaya pencegahan sedini mungkin untuk melindungi masa depan bangsa.
Bahaya Rokok Elektronik bagi Generasi Muda
Rokok elektronik, atau vape, mengandung nikotin yang bersifat adiktif dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Meskipun seringkali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, kenyataannya rokok elektronik tetap memiliki risiko kesehatan yang signifikan. Kandungan bahan kimia berbahaya dalam cairan vape juga dapat merusak paru-paru dan sistem pernapasan.
Penting untuk diingat bahwa generasi muda memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap pengaruh iklan dan promosi produk-produk tembakau. Otak mereka masih dalam tahap perkembangan, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang agresif. Oleh karena itu, perlindungan generasi muda dari bahaya rokok, baik konvensional maupun elektronik, merupakan tanggung jawab bersama.
Upaya pencegahan harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan sejak dini, kampanye antirokok yang kreatif dan efektif, serta penegakan aturan terkait penjualan dan periklanan produk tembakau, merupakan langkah-langkah penting untuk melindungi generasi muda Indonesia dari ancaman bahaya rokok.
Kesimpulannya, upaya melindungi generasi muda dari bahaya rokok membutuhkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Fokus pada promosi gaya hidup sehat dan pencegahan sedini mungkin merupakan kunci untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang sehat dan produktif.