Kementerian Kesehatan Perkuat Upaya Pencegahan Merokok pada Anak
Kementerian Kesehatan Indonesia meningkatkan upaya pencegahan merokok pada anak untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit terkait tembakau, dengan fokus pada akses mudah anak terhadap rokok dan pengaruh teman sebaya.
![Kementerian Kesehatan Perkuat Upaya Pencegahan Merokok pada Anak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220156.997-kementerian-kesehatan-perkuat-upaya-pencegahan-merokok-pada-anak-1.jpg)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) gencar mencegah anak-anak merokok untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit yang disebabkan kebiasaan ini. Sasaran utamanya adalah mencegah anak-anak menjadi perokok sejak dini. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, pada Senin, 03/02 di Jakarta.
Dalam sebuah diskusi tentang laporan Tobacco Harm Reduction and Lives Saved, Tarmizi menekankan fokus utama pada pengurangan jumlah perokok anak, terutama mereka yang mulai merokok sejak usia semuda sembilan tahun atau saat remaja. Anak-anak rentan terhadap bahaya merokok, baik dari konsumsi langsung maupun paparan asap rokok di lingkungan sekitar.
Kemenkes prihatin dengan meningkatnya jumlah perokok anak. Kemudahan akses terhadap rokok dan tekanan sosial dari teman sebaya menjadi faktor utama penyebabnya. Data Kemenkes menunjukkan 71,3 persen remaja dapat dengan mudah membeli rokok dari warung atau toko di sekitar sekolah, sementara 60,6 persen perokok remaja tidak mendapat batasan saat membeli rokok.
Meskipun ada penelitian yang menunjukkan produk alternatif seperti rokok elektrik berpotensi menurunkan risiko penyakit tidak menular akibat merokok, Kemenkes tidak mendukung penggunaannya sebagai alternatif yang lebih aman. Pemerintah justru mengupayakan pengendalian tembakau yang lebih ketat, misalnya di tempat umum.
Untuk mengatasi meningkatnya jumlah perokok remaja, pemerintah meningkatkan konseling dan perluasan area tanpa rokok. Selain itu, Kemenkes juga mendorong keluarga untuk memprioritaskan kesehatan anak dengan berinvestasi pada makanan bergizi daripada produk tembakau.
Upaya Kemenkes ini penting untuk melindungi generasi muda dari bahaya merokok dan dampak kesehatan jangka panjangnya. Dengan mengurangi akses anak-anak terhadap rokok dan meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok, diharapkan angka perokok anak dapat ditekan secara signifikan.
Kesimpulannya, Kemenkes berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka perokok anak melalui berbagai strategi, mulai dari meningkatkan edukasi, memperketat regulasi penjualan rokok, hingga mendorong peran keluarga dalam menjaga kesehatan anak. Langkah komprehensif ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari bahaya rokok.