Pakar Ekonomi Unram Sarankan Gubernur NTB Terpilih Fokus Pertanian dan Pariwisata
Gubernur dan Wagub NTB terpilih disarankan fokus pada sektor pertanian dan pariwisata untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, menurut akademisi Unram.
Seorang akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Iwan Harsono, memberikan saran kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih, Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri, untuk memprioritaskan pengembangan sektor pertanian dan pariwisata. Langkah ini, menurutnya, krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan di daerah tersebut.
Menurut Iwan Harsono, yang menyampaikan saran ini seusai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD NTB, Kamis (23/1), pertanian dan pariwisata harus menjadi fokus utama pembangunan lima tahun ke depan. Alasannya, sektor pertanian hingga kini masih menjadi penyumbang terbesar angka kemiskinan di NTB, dengan banyak penduduk miskin bekerja sebagai buruh tani dan perkebunan. Ia menekankan pentingnya integrasi antara pengembangan kedua sektor ini.
Iwan menyoroti kurangnya perhatian pada sektor pertanian dan pariwisata selama ini, padahal keduanya merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat NTB, khususnya di pedesaan. Ia yakin dengan fokus pada kedua sektor ini, pertumbuhan ekonomi NTB akan lebih signifikan. "Kalau Pak Iqbal mau kerjakan dua hal ini, saya yakin ekonomi NTB akan bisa bergerak lebih maju kedepannya," ujarnya.
Selain fokus pada pertanian dan pariwisata, Iwan juga mengapresiasi rencana Iqbal-Dinda untuk menata birokrasi Pemprov NTB melalui sistem meritokrasi. Menurutnya, penerapan meritokrasi, yang sudah diatur dalam Peraturan Nomor 5 Tahun 2017 tentang penilaian mandiri penerapan sistem meritokrasi, selama ini belum berjalan optimal. Meritokrasi dinilai sebagai solusi untuk memberikan penghargaan kepada ASN berprestasi dan berkinerja baik.
Meskipun Lalu Iqbal memiliki latar belakang karir di Kementerian Luar Negeri hingga menjabat Duta Besar di Turki, Iwan optimistis ia dapat membawa perubahan bagi NTB. Ia melihat kurangnya investasi dan jumlah wisatawan sebagai kendala utama sektor pariwisata NTB. Dengan APBD NTB dan 10 kabupaten/kotanya yang terbatas (sekitar Rp25 triliun) dibandingkan potensi PDRB (sekitar Rp170 triliun), menarik investor asing menjadi kunci. "Hanya dengan kedatangan investor, maka ekonomi NTB akan juga bisa bergerak di tengah keterbatasan APBD. Maka, dengan Pak Iqbal yang lama berada di luar negeri, tentu investor asing sesuai janjinya akan dengan mudah digaet datang ke NTB," jelas Iwan.
Lebih lanjut, Iwan menilai rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pertanian dan Perikanan sebagai langkah tepat untuk mengembangkan potensi NTB sebagai lumbung pangan nasional. Ia juga menekankan pentingnya penjabaran visi dan misi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan sosialisasi yang luas kepada masyarakat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB per September 2024 menunjukkan angka kemiskinan di NTB sebesar 11,91 persen, menurun dari 13,91 persen pada Maret 2024. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 658,6 ribu orang. Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan penurunan ini terjadi sebesar 50,41 ribu orang dibandingkan Maret 2024, dan 92,63 ribu orang dibandingkan Maret 2023.