Pameran Arsip Sleman: Menyingkap Jejak Sejarah Pembangunan Daerah
Dinas Perpusarsip Sleman gelar pameran arsip dan foto sejarah untuk edukasi masyarakat, menampilkan koleksi dari masa sebelum kemerdekaan hingga Orde Baru, serta akses virtual melalui laman resmi.

Sleman, 16 Mei 2024 - Dalam rangka memperingati Hari Kearsipan ke-54 dan Hari Jadi ke-109 Kabupaten Sleman, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusarsip) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar pameran arsip dan foto sejarah. Pameran yang diselenggarakan di Lapangan Pemda Sleman pada Jumat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah pembangunan dan perkembangan Kabupaten Sleman. Pameran ini menampilkan beragam koleksi arsip dan foto, mulai dari masa pra-kemerdekaan hingga era Orde Baru, menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana sejarah Sleman terukir.
Kepala Bidang Pengembangan Sistem dan Pelayanan Dinas Perpusarsip Kabupaten Sleman, Yuni Prasetyo Budi Ilmawan, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan sarana edukatif yang penting. "Kegiatan ini merupakan sarana edukatif untuk membuka wawasan masyarakat tentang sejarah pembangunan dan perkembangan Kabupaten Sleman dari masa ke masa," ujarnya. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah lokal dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses pembangunan Sleman.
Koleksi yang dipamerkan terdiri dari 24 foto dan arsip sejarah. Koleksi tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat Sleman, mulai dari dokumentasi pabrik gula di Beran yang berasal dari tahun 1930-an, pembangunan Selokan Mataram, hingga aktivitas sosial masyarakat pada masa lalu. Dengan menampilkan beragam koleksi tersebut, pameran ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang perjalanan sejarah Kabupaten Sleman.
Menelusuri Jejak Sejarah Sleman
Pameran arsip ini tidak hanya menampilkan koleksi fisik, tetapi juga menyediakan akses virtual melalui laman perpusarsip.slemankab.go.id. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses koleksi digital arsip Sleman kapan saja dan di mana saja. Inovasi ini menunjukkan komitmen Dinas Perpusarsip Sleman dalam memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan edukasi sejarah.
Selain itu, Dinas Perpusarsip Sleman juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam pelestarian sejarah. Masyarakat yang memiliki dokumentasi sejarah dapat menyumbangkan atau menitipkan arsip mereka kepada Dinas Perpusarsip. "Kami menyediakan lemari tahan api untuk penyimpanan dan layanan digitalisasi agar dokumentasi sejarah lebih awet dan dapat diakses generasi mendatang," jelas Yuni.
Langkah ini menunjukkan komitmen Dinas Perpusarsip Sleman dalam menjaga dan melestarikan warisan sejarah daerah. Dengan adanya fasilitas penyimpanan dan digitalisasi yang memadai, diharapkan semakin banyak dokumentasi sejarah yang dapat tersimpan dan diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Pengembangan Pengelolaan Arsip di Sleman
Dinas Perpusarsip Sleman berencana untuk menyelenggarakan pameran arsip secara rutin. Selain itu, akan dilakukan pelatihan dan penataan arsip hingga ke tingkat kalurahan. Target jangka panjangnya adalah mewujudkan pengelolaan arsip yang baik, tidak rusak, mudah dicari, dan terawat dalam lima tahun ke depan.
Yuni menambahkan, "Selama ini kami masih menemui kendala dalam pengelolaan arsip, maka kami menargetkan dalam lima tahun ke depan, sistem pengarsipan Sleman akan jauh lebih tertib dan profesional." Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pengelolaan arsip di Sleman.
Pelatihan dan penataan arsip hingga ke tingkat kalurahan akan memastikan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian sejarah lokal. Dengan pengelolaan arsip yang lebih baik, informasi sejarah akan lebih mudah diakses dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Apresiasi Masyarakat terhadap Pameran
Salah satu pengunjung pameran, Diah (54) warga Mlati, memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan pameran ini. Ia menilai pameran ini sebagai sarana edukasi yang efektif bagi warga Sleman untuk memahami perkembangan Kabupaten Sleman. "Selama ini saya kira tenun itu identik dengan Nusa Tenggara. Ternyata Sleman juga pernah memproduksi, jadi tidak hanya batik," kata Diah. Pengakuan ini menunjukkan bahwa pameran tersebut berhasil memberikan informasi baru dan memperluas pengetahuan masyarakat tentang sejarah lokal.
Pameran arsip dan foto sejarah ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pelestarian sejarah bagi masyarakat Sleman. Dengan adanya akses virtual dan upaya peningkatan pengelolaan arsip, diharapkan warisan sejarah Kabupaten Sleman dapat terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.