Pasaman Barat Butuh Tambahan Shelter Tsunami di 2025
BPBD Pasaman Barat berharap adanya penambahan shelter tsunami pada tahun 2025 untuk melindungi puluhan ribu warga di sepanjang garis pantai yang rawan bencana.
Pasaman Barat, Sumatera Barat - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat menyampaikan harapannya kepada pemerintah pusat untuk menambah anggaran pembangunan shelter tsunami pada tahun 2025. Saat ini, fasilitas evakuasi bencana atau Tempat Evakuasi Sementara (TES) di wilayah tersebut sangat terbatas, mengingat ancaman tsunami yang nyata.
Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat, Jhon Edwar, mengungkapkan keprihatinannya. "Sangat dibutuhkan karena puluhan ribu warga kita tinggal di tepi pantai sepanjang 152 kilometer," ujarnya di Simpang Empat, Jumat (17/02).
Berdasarkan data yang ada, hanya satu bangunan shelter yang tersedia di Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia. Bangunan tersebut dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Melihat panjangnya garis pantai dan kepadatan penduduk di daerah pesisir, kebutuhan akan shelter untuk evakuasi warga saat terjadi tsunami sangat mendesak.
Beberapa lokasi yang diprioritaskan untuk pembangunan shelter antara lain Katiagan Mandiangin Kinali, Sasak, Pulau Panjang (Kecamatan Sungai Beremas), Sikilang (Kecamatan Sungai Aur), dan Sikabau (Kecamatan Koto Balingka). Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena kerawanannya terhadap tsunami dan akses yang terbatas.
Jhon Edwar menambahkan, "Kebutuhan shelter di daerah pesisir sangat penting karena umumnya daerah pantai merupakan daerah terpencil. Akses jalan masih menyisir pantai, sehingga jika terjadi tsunami, warga akan kesulitan menyelamatkan diri."
BPBD Pasaman Barat telah mengusulkan pembangunan shelter kepada Pemprov Sumbar, menyadari bahwa proyek ini membutuhkan anggaran yang besar. Selain shelter, upaya lain yang tengah dilakukan adalah pembangunan jalur evakuasi di tepi pantai. Saat ini baru tersedia satu jalur evakuasi di Bukit Marando Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas.
Bapak Jhon Edwar menekankan pentingnya mitigasi bencana di Pasaman Barat. "Pasaman Barat rawan bencana, mulai dari banjir, longsor, gempa, dan tsunami. Mitigasi, edukasi, dan sarana prasarana yang memadai sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai bencana alam," tegasnya.