Sumsel Siagakan Personel dan Peralatan Hadapi Ancaman Banjir
BPBD Sumsel telah menyiapkan 100 personel dan berbagai peralatan untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah rawan bencana di Sumatera Selatan, seiring prediksi puncak musim hujan pada Maret.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan bersiaga menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor. Antisipasi ini dilakukan seiring dengan prediksi puncak musim hujan di bulan Maret yang berpotensi meningkatkan debit air secara tiba-tiba. Langkah cepat ini melibatkan penyiapan personel dan peralatan lengkap untuk penanggulangan bencana di berbagai wilayah rawan bencana di Sumatera Selatan.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyabana, menyatakan kesiapan penuh dalam menghadapi potensi bencana tersebut. Lebih dari 100 personel telah disiagakan untuk diterjunkan ke lokasi bencana jika diperlukan. Peralatan pendukung juga telah disiapkan secara memadai untuk menunjang operasi penanggulangan bencana.
Persiapan ini meliputi berbagai peralatan penting seperti perahu karet, perahu polietilen, pelampung, selimut, senter, jas hujan, tenda pengungsi, dan sepatu lapangan. Kesiapan ini menunjukkan komitmen BPBD Sumsel untuk memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Antisipasi Banjir dan Tanah Longsor di Sumsel
BPBD Sumsel telah menyiagakan kurang lebih 100 personel yang tersebar di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. "Sebanyak 100 personil itu yang ada di provinsi, kalau di wilayah seperti OKI, kami menerjunkan kawan-kawan satgas membantu, di Palembang juga kami bantu dalam hal penangan banjir kemarin," jelas Iqbal Alisyabana.
Untuk peralatan, BPBD telah menyiapkan lima unit perahu karet, tiga unit perahu polietilen, dan 40 unit pelampung. Selain itu, tersedia juga 758 lembar selimut, senter, jas hujan, tenda pengungsi, dan sepatu lapangan. Peralatan ini sangat krusial dalam proses evakuasi dan pertolongan kepada korban bencana.
Dalam menghadapi potensi tanah longsor, BPBD Sumsel akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk menggunakan alat berat dalam membersihkan material longsoran. "BPBD ini tidak memiliki alat, sehingga jika terjadi longsor kami akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk menggunakan alat berat," ujar Iqbal.
Pemetaan wilayah rawan banjir juga telah dilakukan BPBD Sumsel. Delapan daerah masuk dalam kategori rawan banjir, yaitu Kabupaten Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Pematang Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Banyuasin, Banyusin, Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Prabumulih, dan Palembang.
Wilayah Siaga Darurat Banjir dan Tanah Longsor
Sebanyak 12 daerah di Sumatera Selatan telah menetapkan status siaga darurat banjir dan tanah longsor. Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), OKU Timur, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, OKU Selatan, Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, Kota Prabumulih, dan Lubuklinggau. Status siaga darurat ini menunjukkan tingginya kewaspadaan terhadap potensi bencana di wilayah tersebut.
Selain kesiapan personel dan peralatan, BPBD Sumsel juga fokus pada rehabilitasi, rekonstruksi, dan pemulihan ekonomi pascabencana. Upaya ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana agar dapat kembali pulih dan bangkit. "Kami juga sudah membuka layanan kesehatan bersama dengan Dinas Kesehatan di setiap wilayah yang terdampak bencana untuk melayani para korban," jelas Iqbal.
BPBD juga aktif melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BMKG, untuk memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi kepada masyarakat. Koordinasi yang baik ini sangat penting untuk memastikan respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi bencana.
Imbauan Kewaspadaan kepada Masyarakat
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati mengingat prediksi BMKG mengenai puncak musim hujan di bulan Maret. Potensi peningkatan debit air secara tiba-tiba, terutama pada malam hari, perlu diwaspadai. "Selain itu, masyarakat juga mencari informasi baik itu langsung ke BPDB Kabupaten/Kota ataupun lewat media sosial terkait perkiraan cuaca yang disampaikan BMKG agar mendapatkan gambaran," pesan Iqbal.
Dengan kesiapan yang matang dari BPBD Sumsel dan imbauan kewaspadaan kepada masyarakat, diharapkan dampak bencana banjir dan tanah longsor dapat diminimalisir. Koordinasi dan kolaborasi antar instansi dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana alam ini.