10 Kabupaten/Kota di Sumsel Siaga Bencana Hidrometeorologi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan melaporkan 10 daerah telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi, mengantisipasi banjir dan tanah longsor di musim hujan.

Sebanyak 10 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (Sumsel) telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, pada Jumat, 17 Januari 2024 di Palembang. Langkah ini diambil sebagai antisipasi menghadapi potensi banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi di wilayah tersebut setiap tahunnya.
Wilayah-wilayah yang menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi meliputi Ogan Komering Ulu (OKU), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), OKU Timur, Prabumulih, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musirawas Utara (Muratara), OKU Selatan, dan Muara Enim. Pemilihan daerah-daerah ini didasarkan pada riwayat bencana yang sering terjadi di lokasi tersebut.
Sudirman menjelaskan bahwa meskipun 10 daerah tersebut telah siaga, pemerintah provinsi Sumsel masih menunggu tanda tangan Penjabat Gubernur untuk surat keputusan (SK) penetapan siaga darurat banjir dan tanah longsor di tingkat provinsi. Meskipun demikian, kesiapsiagaan tetap dimaksimalkan di semua daerah rawan bencana.
Beberapa kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur, terutama akses jalan, telah terjadi di beberapa wilayah Sumsel. Erosi tanah menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan infrastruktur tersebut.
Meskipun SK tingkat provinsi masih dalam proses, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah melakukan apel siaga bencana. Apel ini bertujuan untuk memastikan kesiapan personel, peralatan, dan perlengkapan dalam menghadapi bencana. Koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga terus dilakukan untuk memantau potensi bencana yang akan terjadi.
Langkah antisipasi bencana ini meliputi kesiapsiagaan personel, peralatan, dan perlengkapan. Koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk memantau potensi bencana. Apel siaga bencana telah dilakukan untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
BPBD Sumsel terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penanganan bencana yang efektif dan efisien. Prioritas utama adalah keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi.