Pasutri Penjual Emas Palsu di Kapuas Terancam 5 Tahun Penjara
Pasangan suami istri di Kapuas, Kalimantan Tengah, terancam hukuman 5 tahun penjara karena menjual emas palsu senilai Rp40,5 juta kepada korban.

Sebuah kasus penipuan dengan modus penjualan emas palsu menggegerkan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Pasangan suami istri (pasutri) berinisial HI dan SH, warga Palingkau Baru, Kecamatan Kapuas Murung, telah ditangkap dan terancam hukuman lima tahun penjara. Kejadian ini bermula pada Minggu, 5 November 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, di toko emas milik mereka sendiri, Toko Emas Sutra Ali Pasar Palingkau.
Korban, berinisial IN, membeli emas 99 seberat 50 gram dengan harga Rp810.000 per gram, sehingga total pembayaran mencapai Rp40.500.000. Namun, setelah menerima informasi mengenai dugaan penipuan yang dilakukan pasutri tersebut, korban mengecek keaslian emas yang dibelinya. Ternyata, emas tersebut palsu, terbuat dari tembaga yang dipoles.
Setelah toko emas milik pasutri tersebut tutup, korban membawa emas palsu itu ke toko emas di Kota Kuala Kapuas untuk diverifikasi. Hasilnya mengejutkan: emas yang dibeli korban ternyata palsu. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kapuas Murung, dan polisi langsung melakukan penyelidikan.
Penangkapan di Kalimantan Timur
Setelah beberapa waktu menjadi buronan, pasutri tersebut akhirnya ditangkap pada Kamis, 27 Februari 2025, sekitar pukul 12.00 WITA di Kalimantan Timur (Kaltim). Kapolres Kapuas, AKBP Gede Eka Yudharma, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda. HI ditangkap di Jalan Poros Samarinda-Balikpapan, sementara istrinya, SH, diamankan di halaman sebuah masjid di Kabupaten Kutai, Kaltim.
"Pelaku yang sudah ditetapkan tersangka diamankan di dua tempat yang berbeda yakni di Jalan poros Samarinda-Balikpapan, Kaltim dan istrinya saat berada di halaman masjid yang berada di Kabupaten Kutai, Kaltim," kata Kapolres Kapuas.
Pasangan ini dijerat dengan Pasal 378 KUHPidana tentang tindak pidana penipuan, yang ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara. Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam bertransaksi, terutama dalam pembelian emas atau barang berharga lainnya.
Kronologi Kejadian dan Kerugian Korban
Korban, IN, mengalami kerugian finansial yang cukup besar akibat perbuatan pasutri tersebut. Total kerugian yang dialami korban mencapai Rp40.500.000. Kejadian ini bermula dari pembelian emas di toko milik pasutri tersebut. Setelah mencurigai keaslian emas yang dibelinya, korban kemudian melakukan pengecekan di toko emas lain dan menemukan fakta mengejutkan bahwa emas tersebut ternyata palsu.
Setelah mengetahui emas yang dibelinya palsu, korban melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, yang berhasil menangkap pasutri pelaku penipuan tersebut di Kalimantan Timur.
Kasus ini menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam bertransaksi jual beli emas. Pemeriksaan keaslian emas sebelum transaksi sangat dianjurkan untuk menghindari kerugian finansial yang besar.
Proses hukum terhadap pasutri pelaku penipuan ini masih terus berlanjut. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada korban lain dalam kasus ini.
Kesimpulan: Kasus ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi dan memeriksa keaslian barang berharga sebelum melakukan pembelian. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk selalu bertindak jujur dan bertanggung jawab.