Pelindo Optimalkan Program Pemberdayaan Masyarakat di Makassar, Dongkrak Ekonomi Warga 20 Persen
PT Pelindo Terminal Petikemas (TPP) memberdayakan masyarakat sekitar Terminal Petikemas New Makassar (TPKNM) melalui program CSR, termasuk bank sampah yang meningkatkan ekonomi warga hingga 20 persen.

Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Mei 2024 - PT Pelindo Terminal Petikemas (TPP) menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar Terminal Petikemas New Makassar (TPKNM) di Sulawesi Selatan. VP Corporate Communication PT Pelindo Terminal Petikemas, R. Suryo Khasabu, mengungkapkan optimalisasi program CSR perusahaan di sejumlah desa dan kelurahan, khususnya di Kelurahan Kaluku Bodoa. Program ini terbukti memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi warga setempat.
Salah satu program unggulan adalah pembentukan dan pendampingan bank sampah di Kelurahan Kaluku Bodoa. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi pengelolaan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. "Di sini terdapat bank sampah yang kami bantu bentuk," ujar Suryo saat kunjungan ke Bank Sampah Kelurahan Kaluku Bodoa, Selasa lalu. Keberhasilan program ini terlihat dari peningkatan ekonomi masyarakat sebesar 20 persen, sebuah angka yang cukup signifikan.
Program pemberdayaan masyarakat ini tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah. Pelindo juga mendukung pengembangan koperasi nelayan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kelurahan tersebut, khususnya yang dikelola oleh para istri nelayan. Hal ini menunjukkan komprehensivitas program yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat secara menyeluruh.
Program TJSL Pelindo dan Dampaknya
Suryo menjelaskan bahwa program bank sampah merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo yang akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Program ini memiliki empat fokus utama: pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Keempat aspek ini saling berkaitan dan bertujuan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Ketua Bank Sampah Kelurahan Kaluku Bodoa, Jamaluddin Takko, mengungkapkan bahwa warga aktif mengikuti pelatihan pengolahan dan produksi barang daur ulang dari sampah. "Pelatihan-pelatihan ini diberikan karena kita mau ubah pola pikir masyarakat terhadap sampah, bahwa ternyata sampah bisa kita olah lagi menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi," kata Jamaluddin. Program ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat.
Selain pelatihan, warga juga dapat menabung sampah yang nantinya dapat ditukarkan dengan uang. Sistem ini memberikan insentif bagi warga untuk memilah dan mengumpulkan sampah, sehingga mendukung keberlanjutan program bank sampah.
Koperasi Nelayan dan UMKM: Pendorong Ekonomi Lokal
Rahman, Ketua Kelompok Nelayan Baji Pamai di Buloa, memberikan kesaksian atas dampak positif program ini bagi nelayan. Ia mengungkapkan bahwa koperasi yang didirikan memberikan dukungan signifikan terhadap produktivitas nelayan dan membuka sumber pendapatan baru.
"Pendapatan nelayan juga bertambah dari tabungan dan produksi lokal seperti jaring ikan, terasi, dan lainnya yang kami olah melalui koperasi dan binaan UMKM istri nelayan ini," ujar Rahman. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara program pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan ekonomi lokal.
Secara keseluruhan, program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan Pelindo di Makassar telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar TPKNM. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.