Pemkab Bengkayang Dorong Batik Lokal Go Internasional
Pemerintah Kabupaten Bengkayang berkomitmen meningkatkan daya saing batik lokal UMKM hingga mampu menembus pasar internasional melalui pelatihan, pendampingan, dan promosi.

Bengkayang, Kalimantan Barat, 28 April 2024 - Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, bertekad untuk meningkatkan daya saing perajin batik lokal, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), agar mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, dalam peluncuran batik khas Bengkayang pada Senin lalu.
Peluncuran batik ini diharapkan dapat menjadi salah satu produk unggulan yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Bengkayang. Bupati Darwis menekankan pentingnya UMKM lokal untuk 'go internasional', menargetkan produk batik Bengkayang mampu menembus pasar global dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Untuk mencapai target tersebut, Pemkab Bengkayang menyiapkan strategi yang komprehensif. Strategi tersebut meliputi pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM, meningkatkan kemampuan pemasaran baik secara online maupun offline, serta memperluas promosi batik khas Bengkayang melalui berbagai saluran komunikasi.
Strategi Pemkab Bengkayang untuk UMKM Batik
Pemkab Bengkayang menyadari bahwa peningkatan daya saing batik lokal membutuhkan upaya terpadu. Oleh karena itu, pelatihan dan pendampingan menjadi fokus utama. Pelatihan ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan kualitas desain batik hingga strategi pemasaran yang efektif. Pendampingan berkelanjutan akan memastikan keberlanjutan usaha para perajin batik.
Selain pelatihan, Pemkab Bengkayang juga akan gencar mempromosikan batik khas Bengkayang melalui berbagai platform. Promosi ini tidak hanya akan dilakukan di dalam negeri, tetapi juga akan menjangkau pasar internasional. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan visibilitas batik Bengkayang dan menarik minat pembeli dari berbagai negara.
Pemkab Bengkayang juga akan memfasilitasi akses perajin batik terhadap teknologi dan informasi terkini. Hal ini penting untuk membantu perajin batik dalam beradaptasi dengan perkembangan pasar yang dinamis. Dengan demikian, perajin batik dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan pemasaran.
Motif Batik Khas Bengkayang dan Maknanya
Ketua Dekranasda Kabupaten Bengkayang, Anita, menjelaskan bahwa batik khas Bengkayang yang diluncurkan tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan pegawai, tetapi juga dijual bebas kepada masyarakat. Selama dua tahun terakhir, Dekranasda telah meluncurkan enam motif batik dengan hak paten (HAKI) dari Kemenkumham.
Tiga motif terbaru yang diluncurkan adalah motif ‘Rinyuakng Kareke’, motif ‘Kalangkakng’, dan motif ‘Gonggong Silotuang’. Masing-masing motif memiliki makna tersendiri dalam bahasa Dayak. Motif ‘Rinyuakng Kareke’ melambangkan kekuatan, kedamaian, keberuntungan, kemakmuran, dan cinta kasih dalam suku Dayak. Motif ‘Kalangkakng’ menggambarkan properti penyimpanan ritual adat yang terbuat dari bambu. Sedangkan motif ‘Gonggong Silotuang’ merupakan alat musik unik dari Kecamatan Seluas dan Jagoi Babang.
Pengembangan batik khas Bengkayang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pelestarian budaya dan kearifan lokal. Batik Bengkayang merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dipromosikan secara berkelanjutan agar tetap lestari dan dikenal luas.
Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, Pemkab Bengkayang optimis batik khas Bengkayang akan mampu bersaing di pasar internasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Keberhasilan ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam memberdayakan UMKM dan melestarikan budaya lokal.