Pemkab Cianjur Genjot Promosi Manisan Cianjur, Dorong Peningkatan Penjualan
Pemerintah Kabupaten Cianjur gencar mempromosikan manisan Cianjur sebagai Warisan Budaya Tak Benda untuk meningkatkan penjualan dan daya saing produk lokal.

Manisan Cianjur, Produk Lokal yang Mendunia?
Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tengah gencar mengkampanyekan manisan Cianjur. Produk lokal ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), dan promosi besar-besaran ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan serta memperkenalkan manisan Cianjur ke pasar yang lebih luas, bahkan internasional.
Strategi Pemkab Cianjur: Dari Bantuan Modal ke Promosi Agresif
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengakui bahwa kurangnya promosi sebelumnya menjadi kendala utama. Selama ini, fokus pemerintah lebih tertuju pada pemberian bantuan permodalan kepada para pelaku usaha. Namun, kini strategi diubah. "Kami sudah minta dinas menggencarkan promosi agar manisan Cianjur sebagai warisan budaya lebih dikenal hingga mancanegara, sehingga penjualan dapat meningkat dan pelaku usaha dapat berkembang," ungkap Bupati Suherman dalam keterangannya Sabtu lalu.
Peluang Ekspor dan Pengembangan Produk
Promosi manisan Cianjur tidak hanya dilakukan di tingkat lokal, namun juga mencakup promosi di tingkat provinsi hingga nasional. Bahkan, berbagai pelatihan pengemasan dan pembinaan diberikan untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen domestik dan mancanegara. Pemerintah Kabupaten Cianjur juga memasukkan promosi manisan Cianjur ke dalam kalender kegiatan tahunan.
Manisan Cianjur, Lebih dari Sekedar Manisan
Manisan Cianjur sendiri merupakan produk asli daerah yang telah mendapat berbagai bantuan permodalan dan pembinaan dari pemerintah. Status WBTB yang disandang manisan Cianjur diharapkan dapat mendorong pelestarian dan pengembangan produk ini. Bahkan, Tauco Cianjur juga tengah diajukan untuk mendapatkan pengakuan serupa dari pemerintah pusat.
Tantangan dan Harapan Pelaku Usaha
Meskipun telah ditetapkan sebagai WBTB, para pelaku usaha manisan Cianjur masih menghadapi tantangan. Penurunan penjualan dalam beberapa bulan terakhir menjadi perhatian serius. Nurman (38), seorang pelaku usaha manisan di Kecamatan Karangtengah, mengaku pendapatannya menurun drastis. "Harapan kami setelah ditetapkan sebagai WBTB penjualan manisan Cianjur lebih meningkat seiring digencarkannya promosi oleh pemerintah," harap Nurman. Ia menambahkan, pendapatannya yang biasanya mencapai Rp5 juta lebih di akhir pekan, kini hanya sekitar Rp1,5 juta.
Langkah ke Depan: Kolaborasi dan Inovasi
Nurman dan para pelaku usaha lainnya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam program promosi. Mereka juga berencana untuk berinovasi dengan menghadirkan produk manisan yang lebih kekinian dan beragam, tak hanya terbatas pada manisan salak, mangga, pala, dan kelapa. Langkah ini diharapkan dapat menarik minat pembeli yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk manisan Cianjur di pasaran.