Pemkab Jayawijaya Larang Penebangan Liar: Cegah Bencana Alam!
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, melarang penebangan liar untuk mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor akibat kerusakan hutan.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah mengeluarkan larangan resmi terkait aktivitas penebangan liar di kawasan hutan setempat. Larangan ini diumumkan pada Senin di Wamena oleh Bupati Jayawijaya, Atenius Murib, menanggapi semakin kritisnya kondisi hutan akibat penebangan liar yang dilakukan warga hampir setiap hari. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang mengancam wilayah tersebut.
Bupati Atenius Murib menyatakan keprihatinannya atas kerusakan hutan yang terus meluas. "Kawasan hutan di daerah ini semakin habis karena masyarakat melakukan praktik penebangan liar hampir setiap hari," ujarnya. Ia menekankan pentingnya pelestarian hutan untuk mencegah bencana alam yang semakin sering terjadi. Penebangan liar, menurut Bupati, telah menyebabkan krisis pepohonan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dampak dari penebangan liar ini sudah terlihat nyata. Hutan yang gundul akibat penebangan pohon untuk kayu bakar dan keperluan lainnya menyebabkan hilangnya akar-akar pohon yang berfungsi menahan air tanah. Akibatnya, saat musim hujan tiba, banjir dan tanah longsor pun tak terhindarkan. Bupati berharap langkah tegas ini dapat mencegah bencana serupa di masa mendatang dan melindungi masyarakat Jayawijaya.
Langkah Konkret Pemkab Jayawijaya
Untuk mendukung larangan penebangan liar, Bupati Atenius Murib meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk segera membuat landasan hukum yang kuat. Langkah ini penting untuk memberikan payung hukum bagi penegakan larangan tersebut. Selain itu, sosialisasi besar-besaran kepada masyarakat di 40 distrik di Jayawijaya juga akan dilakukan untuk memastikan pemahaman dan kepatuhan terhadap larangan ini.
Bupati menekankan pentingnya pemahaman masyarakat akan dampak jangka panjang dari penebangan liar. "Pohon membutuhkan waktu yang lama untuk dapat tumbuh, dan manfaat pohon untuk keseimbangan alam sangat penting, salah satunya mencegah terjadinya banjir dan longsor," jelasnya. Sosialisasi ini diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian hutan.
Tidak hanya mengandalkan perangkat pemerintah, Bupati juga meminta peran aktif tokoh adat, pemuda, dan masyarakat Jayawijaya. Mereka diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan dan mencegah penebangan liar. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dinilai sangat krusial untuk keberhasilan program pelestarian hutan ini.
Peran Tokoh Adat dan Masyarakat
Bupati Atenius Murib secara khusus meminta tokoh-tokoh adat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan, terutama hutan. Mereka diharapkan dapat memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Pengaruh tokoh adat yang kuat di masyarakat diharapkan dapat menjadi pendorong perubahan perilaku dan kesadaran kolektif dalam melindungi lingkungan.
Dengan melibatkan tokoh adat, pemuda, dan masyarakat, diharapkan upaya pelestarian hutan di Jayawijaya akan lebih efektif. Partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini dan mencegah terjadinya bencana alam di masa mendatang. Kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian alam di Jayawijaya.
Melalui langkah-langkah konkret ini, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berharap dapat menghentikan praktik penebangan liar dan menjaga kelestarian hutan di wilayahnya. Upaya ini tidak hanya untuk mencegah bencana alam, tetapi juga untuk melindungi lingkungan dan keberlanjutan hidup masyarakat Jayawijaya.
"Kami minta supaya tokoh adat, pemuda, dan masyarakat ikut bersama-sama menjaga kawasan hutan di Jayawijaya, sehingga aktivitas penebangan liar dapat dihentikan," ujar Bupati Atenius Murib.