Pemkot Jaktim Bentuk Satgas Anti Tawuran: Tekan Angka Bentrokan Antar Warga
Pemkot Jaktim membentuk Satgas Anti Tawuran di seluruh wilayah untuk mengurangi angka tawuran antar warga yang meningkat dalam tiga bulan terakhir, melibatkan unsur masyarakat dan aparat keamanan.
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Tawuran untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Langkah ini diumumkan pada Selasa, 4 Februari 2024, menyusul peningkatan kasus tawuran remaja dalam tiga bulan terakhir di wilayah tersebut.
Pembentukan satgas ini merupakan upaya preventif untuk menekan angka tawuran. Plt. Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah rapat monitoring dan evaluasi posko anti tawuran pada Senin, 3 Februari 2024. Rapat tersebut membahas mekanisme dan keanggotaan satgas yang akan dibentuk.
Satgas Anti Tawuran akan dibentuk di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota. Anggota satgas terdiri dari berbagai unsur, termasuk pengurus RT/RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Komunikasi Ulama dan Umaro (FK-Ulum), serta TNI dan Polri. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan pengawasan yang lebih efektif.
Iin Mutmainnah menambahkan bahwa peningkatan kasus tawuran disebabkan kurangnya pengawasan orang tua dan lingkungan terhadap remaja. Hal ini dinilai berkontribusi pada pencarian identitas diri di kalangan remaja yang berujung pada aksi tawuran. Oleh karena itu, Pemkot Jaktim mendorong gerakan ketahanan keluarga sebagai upaya pencegahan.
Dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dalam Satgas Anti Tawuran, Pemkot Jaktim berharap dapat menekan angka tawuran secara signifikan. Sistem keamanan lingkungan (Siskamling), pos pantau, dan satgas yang melibatkan masyarakat diyakini akan efektif dalam mencegah bentrokan antar warga.
Pemkot Jaktim berkomitmen untuk terus mengevaluasi kinerja satgas dan memastikan pos pantau tetap beroperasi. Evaluasi berkala ini bertujuan untuk memastikan upaya menciptakan Jakarta Timur yang aman dan kondusif berjalan maksimal. Semua elemen akan bekerja sama untuk mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi seluruh warga.
Penting untuk diingat bahwa peningkatan patroli dan pengawasan bukanlah satu-satunya solusi. Peran keluarga dan lingkungan dalam membina remaja sangat krusial. Tawuran yang terjadi beberapa waktu lalu di Cipinang Muara, Cipinang Besar Utara, dan Basurra, Jatinegara menjadi bukti perlunya langkah pencegahan yang komprehensif. Polres Metro Jakarta Timur juga turut berperan aktif dengan memberikan imbauan dan membubarkan paksa tawuran yang terjadi.