Pemkot Jaktim Perkuat Deteksi Dini Stunting, Targetkan Angka Prevalensi di Bawah 14 Persen
Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) gencar melakukan deteksi dini stunting dengan pemantauan dan evaluasi intensif untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga di bawah 14 persen.

Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) terus berupaya menekan angka stunting di wilayahnya. Upaya ini dilakukan melalui penguatan deteksi dini stunting dengan pemantauan dan evaluasi yang intensif. Hal ini disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, dalam wawancara dengan ANTARA pada Sabtu, 22 Maret 2025.
Deteksi dini stunting di Jakarta Timur dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab utama, melakukan pendataan secara menyeluruh, dan menerapkan upaya pencegahan sejak dini. Menurut Iin Mutmainnah, angka stunting di Jakarta Timur fluktuatif, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk usia anak saat dimonitor di posyandu. "Kasus muncul seiring dengan bertambahnya usia anak saat dimonitor posyandu. Sehingga angkanya bisa bertambah atau berkurang," ujar Iin Mutmainnah.
Pemkot Jaktim menyadari potensi peningkatan angka stunting akibat mobilitas penduduk, khususnya setelah periode Lebaran. Sehingga, upaya penurunan angka stunting menjadi prioritas utama Pemkot Jaktim sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. "Karena Jakarta Timur ini juga rentan dan potensial karena banyak orang datang. Sehingga ini menjadi perhatian kita. Tapi intinya kita tetap bersinergi agar angka prevalensi stunting bisa di bawah 14 persen," jelas Iin Mutmainnah.
Data Stunting Jakarta Timur Februari 2025
Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur, Herwin Meifendy, memaparkan data stunting di Jakarta Timur pada Februari 2025 mencapai 812 kasus. Rinciannya, 268 kasus stunting sangat pendek dan 544 kasus stunting pendek. Kecamatan Cakung mencatatkan angka tertinggi dengan 147 kasus, diikuti Kramat Jati (102 kasus), Matraman (100 kasus), dan Cipayung (95 kasus).
Data tersebut menunjukkan distribusi kasus stunting yang tidak merata di seluruh wilayah Jakarta Timur. Pemkot Jaktim perlu memfokuskan intervensi di kecamatan-kecamatan dengan angka stunting tinggi untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting. Upaya kolaboratif antara berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai gizi seimbang, pola hidup sehat, dan pentingnya pemantauan pertumbuhan anak secara berkala perlu ditingkatkan.
Target Penurunan Stunting Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, telah menetapkan target penurunan angka stunting di Jakarta hingga di bawah 14 persen dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan. Angka stunting di Jakarta saat ini masih berada di angka 19 persen, lebih tinggi dari target nasional. "Stunting masih 19 persen, padahal nasional telah menetapkan 14 persen," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (21/3).
Pramono menekankan pentingnya penanganan stunting secara terencana dan berkelanjutan. Konsistensi dalam implementasi program dan sinergi antar instansi pemerintah sangat krusial untuk mencapai target tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah stunting di seluruh wilayah Jakarta, termasuk Jakarta Timur.
Pemprov DKI Jakarta juga mendorong percepatan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cakung sebagai salah satu upaya mendukung program penurunan angka stunting. Fasilitas kesehatan yang memadai sangat penting untuk mendeteksi dan menangani kasus stunting secara efektif. Dengan adanya RSUD Cakung yang baru, diharapkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Jakarta Timur akan semakin meningkat.
Penurunan angka stunting di Jakarta Timur memerlukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan. Deteksi dini, intervensi tepat waktu, serta peningkatan kesadaran masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak, target penurunan angka stunting di Jakarta Timur hingga di bawah 14 persen diharapkan dapat tercapai.