Pemkot Kediri Apresiasi Tim Tanggap Darurat SPAB SMPN 6: Siap Hadapi Bencana!
Pemerintah Kota Kediri memberikan apresiasi tinggi kepada Tim SPAB SMPN 6 atas kesiapsiagaan dan ketanggapan mereka dalam menghadapi bencana, terbukti dalam simulasi yang dilakukan bersama BPBD Kota Kediri.

Kediri, 10 Mei 2024 - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri memberikan apresiasi yang tinggi kepada Tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) SMPN 6 Kediri atas kinerja mereka yang dinilai siaga dan tanggap dalam menghadapi bencana. Apresiasi ini disampaikan setelah dilakukannya simulasi Tim SPAB SMPN 6 Kediri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri. Simulasi ini menunjukkan kesiapan sekolah dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah tersebut.
Wakil Wali Kota Kediri, K.H. Qowimuddin Thoha, atau yang akrab disapa Gus Qowim, menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di semua lapisan masyarakat. "Semua lapisan masyarakat harus memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan bencana. Hal itu bertujuan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan," ujarnya di Kediri, Sabtu lalu. Ia juga memuji pemahaman Tim SPAB SMPN 6 dalam penanganan awal bencana, mulai dari mencegah kepanikan siswa hingga penanganan korban dan trauma healing.
Gus Qowim berharap, program SPAB dapat diimplementasikan di seluruh sekolah di Kota Kediri. Menurutnya, program ini sangat efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan sekolah terhadap bencana. Ia juga menambahkan tentang layanan 'Lapor Mbak Wali 112', sebuah *call center* untuk layanan kegawatdaruratan, termasuk bencana alam, sebagai bentuk komitmen Pemkot Kediri dalam memberikan pelayanan publik yang cepat dan tepat. "Tadi saya sampaikan kepada Kalaksa BPBD agar program ini terus disosialisasikan. Kami juga memiliki layanan kegawatdaruratan *call center* Lapor Mbak Wali 112," jelasnya.
Kesigapan Tim SPAB SMPN 6 dalam Simulasi Bencana
Simulasi bencana yang dilakukan melibatkan 35 orang anggota Tim SPAB SMPN 6, terdiri dari siswa, guru, komite sekolah, warga sekitar, wali murid, dan pegawai kelurahan. Pemilihan SMPN 6 Kediri sebagai lokasi pembentukan SPAB didasarkan pada kajian risiko bencana di Kelurahan Gayam, yang termasuk daerah rawan bencana seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan kekeringan. Kalaksa BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, menjelaskan bahwa Tim SPAB telah mengikuti pelatihan selama empat hari, meliputi teori dan praktik penanganan bencana. Pelatihan ini diakhiri dengan simulasi untuk menguji kemampuan dan kesiapan tim.
Dalam simulasi tersebut, terlihat bagaimana Tim SPAB SMPN 6 mampu menjalankan tugasnya dengan terkoordinasi. Mulai dari memberikan imbauan kepada siswa agar tetap tenang, hingga proses evakuasi dan penanganan korban dilakukan dengan baik. Sistem pelaporan yang terstruktur, dari koordinator ke kepala sekolah hingga ke *call center* Lapor Mbak Wali 112, juga menunjukkan efektivitas sistem komunikasi yang telah dibangun. Hal ini menunjukkan kesiapan dan kemampuan Tim SPAB dalam menghadapi situasi darurat.
Keberhasilan simulasi ini membuktikan efektifitas pelatihan yang diberikan kepada Tim SPAB. Mereka telah memahami peran masing-masing dan mampu berkolaborasi dengan baik dalam menjalankan tugasnya. Keberadaan Tim SPAB juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
Selain SMPN 6, program SPAB juga telah dibentuk di tiga sekolah lain di Kota Kediri, yaitu SDN Betet 1, SMAN 2 Kediri, dan SMA 5 Taruna Brawijaya. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Kediri dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di lingkungan pendidikan.
Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah
Pembentukan Tim SPAB di sekolah-sekolah merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Dengan adanya tim ini, sekolah dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai jenis bencana dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Pelatihan yang diberikan kepada anggota Tim SPAB juga sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan bencana.
Tidak hanya itu, keberadaan Tim SPAB juga dapat memberikan edukasi kepada warga sekolah dan masyarakat sekitar mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana. Sosialisasi dan pelatihan secara berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi.
Program SPAB ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana. Dengan bekerja sama, diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga Kota Kediri.
Keberhasilan simulasi dan apresiasi dari Pemkot Kediri menjadi bukti nyata komitmen semua pihak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan tangguh terhadap bencana. Semoga program SPAB dapat terus berkembang dan diimplementasikan di seluruh sekolah di Indonesia.