Pemprov Jambi Pecahkan Rekor MURI: 100 Tikar Lapik dari Warisan Budaya Tak Benda!
Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi berencana memecahkan rekor MURI dengan membuat 100 tikar lapik, warisan budaya tak benda Indonesia yang dilindungi.

Provinsi Jambi bersiap menorehkan prestasi baru! Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaro Jambi berencana memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membuat 100 tikar lapik secara bersamaan. Aksi ini dijadwalkan pada bulan Mei mendatang, melibatkan para maestro dan masyarakat setempat. Langkah ini diambil setelah tikar lapik resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) pada tahun 2024 oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Kepala Bidang Pengembangan Nilai Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Sri Purnama Syam, menjelaskan rencana tersebut. "Rencananya pada Mei kita libatkan maestronya langsung bersama masyarakat, kita akan berkoordinasi dengan pemkab terlebih dahulu mengenai persiapan agendanya," ujarnya di Jambi, Minggu lalu. Pemkab Muaro Jambi akan menjadi pihak utama yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemecahan rekor ini, mengingat tikar lapik merupakan warisan budaya asli daerah tersebut.
Pemecahan rekor MURI ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Jambi. Partisipasi masyarakat dari delapan desa di sekitar kawasan cagar budaya Candi Muaro Jambi akan menjadi kunci keberhasilan acara ini. Keberadaan para maestro anyaman tikar lapik juga akan menjadi daya tarik tersendiri dalam upaya pelestarian budaya lokal.
Melibatkan Maestro dan Masyarakat Lokal
Proses pembuatan tikar lapik melibatkan keahlian turun-temurun. Teknik anyaman tradisional ini telah lestari di tengah masyarakat Muaro Jambi. Tikar lapik sendiri memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam bagi masyarakat setempat. Tradisi penggunaan tikar lapik untuk menidurkan bayi baru lahir hingga berusia 40 hari masih dilestarikan hingga kini. Desa Danau Lamo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, dikenal sebagai salah satu pusat perajin tikar lapik.
Dengan melibatkan para maestro dan masyarakat, pemecahan rekor MURI ini bukan hanya sekadar upaya untuk mendapatkan pengakuan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal.
Partisipasi aktif masyarakat dari delapan desa sekitar Candi Muaro Jambi akan memberikan warna tersendiri pada acara ini. Mereka akan bekerja sama dengan para maestro untuk menciptakan 100 tikar lapik berkualitas tinggi, yang memenuhi standar MURI.
Delapan Karya Budaya Jambi Raih Pengakuan Nasional
Suksesnya rencana pemecahan rekor MURI ini sejalan dengan penetapan delapan karya budaya tradisional Jambi sebagai WBTbI tahun 2024. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) setelah melalui proses seleksi yang ketat. Keberhasilan ini menunjukkan kekayaan budaya Jambi yang diakui di tingkat nasional.
Selain tikar lapik dari Kabupaten Muaro Jambi, beberapa karya budaya lain dari berbagai kabupaten dan kota di Jambi juga mendapatkan pengakuan sebagai WBTbI. Di antaranya adalah sulam benang emas dari Kota Jambi, upacara pengobatan tradisional makan di kelung dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan beberapa kesenian tradisional lainnya dari Kabupaten Batanghari, Muaro Bungo, dan Tebo.
Penetapan ini diharapkan dapat mendorong upaya pelestarian dan pengembangan lebih lanjut terhadap kekayaan budaya Jambi. Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan warisan budaya daerah.
Pemecahan rekor MURI pembuatan tikar lapik ini menjadi bukti nyata komitmen Pemprov Jambi dalam melestarikan warisan budaya. Acara ini tidak hanya akan menjadi catatan sejarah, tetapi juga akan mempromosikan kekayaan budaya Jambi kepada khalayak luas, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.