Revitalisasi Cagar Budaya Muaro Jambi: Wamen Giring Sorot Pentingnya Pelestarian dan Pariwisata
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha soroti revitalisasi Cagar Budaya Muaro Jambi untuk pelestarian, edukasi, dan pengembangan pariwisata budaya, dengan target rampungnya pembangunan museum dan pusat informasi pada Februari 2025.

Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud), Giring Ganesha Djumaryo, menekankan pentingnya revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Langkah ini bertujuan untuk melestarikan situs bersejarah, meningkatkan edukasi budaya, dan mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya.
Dalam diskusi budaya bertajuk 'Kebudayaan Dalam Demokrasi Kita' di Jakarta, Jumat (24/1), Giring menjelaskan potensi Muaro Jambi. Kawasan seluas 3,9 hektare di tepi Sungai Batanghari ini berperan penting sebagai pusat peradaban dan budaya Kerajaan Melayu Kuno. Sungai Batanghari sendiri, menurut Giring, berperan krusial sebagai jalur transportasi dan perdagangan sejak zaman nenek moyang kita.
"Di zaman tahun 600-an, 700-an, Muaro Jambi sudah menjadi pusat kebudayaan, pusat pendidikan untuk para biksu Buddha Mahayana," ungkap Giring, menunjukkan kekayaan budaya dan peradaban Kerajaan Melayu Kuno. Revitalisasi ini tidak hanya berfokus pada pelestarian situs, tetapi juga mencakup pengembangan program edukasi dan wisata.
Pembangunan museum dan pusat informasi di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi hampir rampung dan ditargetkan selesai pada Februari 2025. Revitalisasi ini juga meliputi kanal-kanal kuno yang dulu digunakan sebagai jalur distribusi barang untuk membangun candi. Upaya ini juga mencakup delapan desa di Kecamatan Maro Sebo dan Taman Rajo.
Pemerintah berkomitmen membina delapan desa tersebut – Muara Jambi, Danau Lamo, Dusun Baru, Kemingking Luar, Kemingking Dalam, Dusun Mudo, Teluk Jambu, dan Tebat Patah – untuk membangun ekosistem pariwisata berbasis budaya. Dengan demikian, kawasan ini diharapkan menjadi destinasi wisata edukatif dan berkelanjutan.
"Jadi, revitalisasi kawasan cagar budaya nasional Muaro Jambi akan menjadi kawasan khusus dimana masyarakat bisa belajar, berwisata, dan ekosistemnya, termasuk kehutanan, akan tetap terjaga," jelas Giring. Setelah direvitalisasi, Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi diharapkan menjadi ikon pelestarian dan pusat edukasi serta wisata sejarah dan budaya.