Pendanaan Bisnis Berkelanjutan DBS Indonesia Melonjak 14,8 Persen
Bank DBS Indonesia mencatatkan pertumbuhan signifikan 14,8 persen pada pendanaan ESG atau KKUB sepanjang 2024-2025, mendukung proyek hijau dan transisi energi Indonesia.

Bank DBS Indonesia mengumumkan pertumbuhan pesat pada pendanaan bisnis berkelanjutan. Pertumbuhan sebesar 14,8 persen tercatat sepanjang tahun 2024 hingga 2025, menunjukkan komitmen kuat bank dalam mendorong ekonomi hijau dan transisi energi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pembiayaan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) atau Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB). Bank DBS Indonesia berperan aktif sebagai katalis dengan menyediakan berbagai skema pembiayaan inovatif, seperti Sustainability-Linked Loan (SLL) dan Green Loan, untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang berkomitmen pada praktik berkelanjutan.
"Bank percaya bahwa pembiayaan berbasis ESG menjadi krusial untuk mendorong ekonomi berkelanjutan, mendukung proyek hijau, dan transisi energi Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060," ungkap Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Dukungan untuk Berbagai Sektor
Komitmen DBS Indonesia terhadap bisnis berkelanjutan terlihat dari berbagai portofolio pendanaannya. Salah satu contohnya adalah pemberian pendanaan hijau kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk melalui skema Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) senilai 20 juta dolar AS pada Januari 2025. Perusahaan ini merupakan produsen benang pintal dan poliester.
Kolaborasi juga dilakukan dengan Bank UOB Indonesia dalam memberikan pendanaan sebesar Rp1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG) pada awal Maret 2025. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan JC2, sebuah kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kapasitas 22 MW di Cibitung, Jawa Barat. Ini menunjukkan dukungan DBS terhadap perkembangan teknologi ramah lingkungan.
Di sektor produksi pangan berkelanjutan, Bank DBS Indonesia menyalurkan pinjaman SLL senilai Rp350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia. Pembiayaan ini mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca perusahaan sebesar 25 persen pada tahun 2030. Langkah ini menunjukkan komitmen DBS terhadap keberlanjutan di sektor pertanian.
Selain itu, Bank DBS Indonesia juga memberikan fasilitas trade financing senilai 50 juta dolar AS kepada Permata Group untuk mendukung operasional penjualan biodiesel. Dukungan juga diberikan kepada Kaer, perusahaan penyedia solusi pendinginan berkelanjutan untuk bangunan komersial dan industri.
Kemitraan Strategis untuk Akselerasi Transisi Energi
Dalam upaya mempercepat adopsi kendaraan listrik, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB). Kemitraan strategis ini menghasilkan pembiayaan sebesar 15 juta dolar AS kepada PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) melalui PT Energi Kreasi Bersama (Electrum) pada akhir 2024. Pembiayaan ini ditujukan untuk mendukung program adopsi sepeda motor listrik di Indonesia.
"Bank DBS berperan dalam membantu perusahaan bertransisi menuju operasional yang lebih berkelanjutan sekaligus mewujudkan ekonomi rendah karbon. Seluruh upaya ini sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan Bank DBS, yakni Responsible Banking," tegas Kunardy.
Dengan berbagai inisiatif ini, Bank DBS Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Pendanaan yang signifikan untuk proyek-proyek hijau dan berkelanjutan ini diharapkan dapat mendorong percepatan transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission 2060.