Pendapatan Non-Tiket MRT Jakarta: Hak Penamaan Stasiun Capai 40 Persen
Pendapatan non-tiket MRT Jakarta meningkat pesat berkat penjualan hak penamaan stasiun yang berkontribusi hingga 40 persen, membuka peluang kerjasama dengan berbagai perusahaan, termasuk UMKM.

PT MRT Jakarta meraih peningkatan pendapatan non-tiket yang signifikan, hingga 40 persen, berkat penjualan hak penamaan stasiun. Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud, mengumumkan hal ini dalam Forum Jurnalis MRT di Jakarta, Kamis, 23 Januari. Kolaborasi bisnis ini terbukti efektif dan akan terus dikembangkan.
Signifikansi Hak Penamaan Stasiun
Farchad menjelaskan bahwa pendapatan dari hak penamaan stasiun ini memberikan kontribusi cukup besar pada sektor iklan bisnis MRT Jakarta. Hal ini menunjukkan potensi besar kerjasama dengan sektor swasta. Menurutnya, kesempatan ini sangat menarik bagi pelaku bisnis yang ingin meningkatkan brand awareness.
Stasiun-Stasiun Unggulan
Beberapa stasiun MRT, seperti Lebak Bulus, Blok A, Haji Nawi, ASEAN, dan Bendungan Hilir, memiliki daya tarik tinggi bagi perusahaan. MRT Jakarta juga gencar menawarkan hak penamaan untuk stasiun yang sedang dibangun, termasuk Stasiun Monas dan Thamrin, dengan harapan mendapat respon positif dari perusahaan sekitar.
Kerja Sama dengan UMKM
Sebagai bentuk komitmen untuk melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), MRT Jakarta baru saja menggandeng UMKM untuk hak penamaan Stasiun Cipete Raya. Kerja sama ini akan berlangsung selama dua tahun sebagai tahap awal. Langkah ini dinilai positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Daftar Stasiun dengan Hak Penamaan
Saat ini, terdapat sembilan stasiun MRT yang telah terpasang hak penamaannya, yaitu: Lebak Bulus Grab, Fatmawati Indomaret, Blok M BCA, Senayan Mastercard, Istora Mandiri, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI, Bundaran HI Bank DKI, dan Cipete Raya. Hal ini menunjukkan minat yang tinggi dari berbagai perusahaan untuk bermitra dengan MRT Jakarta.
Kesimpulan
Penjualan hak penamaan stasiun terbukti menjadi strategi yang efektif bagi MRT Jakarta untuk meningkatkan pendapatan non-tiket. Dengan potensi yang besar dan kerjasama yang berkelanjutan, strategi ini diyakini akan terus berkontribusi pada keberlanjutan dan pengembangan MRT Jakarta. Keterlibatan UMKM juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.