Penjurian Ogoh-ogoh Denpasar: 264 Karya Berebut 16 Tiket Kasanga Festival
Penjurian lomba ogoh-ogoh Kesanga Festival di Denpasar memasuki hari terakhir, menyeleksi 264 karya untuk 16 finalis yang akan tampil di Kasanga Festival 2025.

Tim juri lomba ogoh-ogoh Kesanga Festival di Denpasar telah memasuki tahap akhir penjurian. Sebanyak 264 sekaa taruna mengikuti perlombaan tahun ini, meningkat tajam dari 160 peserta pada tahun 2023. Proses penjurian yang berlangsung selama empat hari, sejak Jumat (14/3), telah mengunjungi berbagai banjar di empat kecamatan Denpasar, menilai ratusan karya ogoh-ogoh yang unik dan beragam.
Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, Anak Agung Made Angga Hartayana, menjelaskan bahwa pada hari terakhir penjurian, Senin (17/3), tim mengunjungi 59 banjar di Denpasar Barat. Sebelumnya, tim telah menilai 61 banjar di Denpasar Selatan, 74 banjar di Denpasar Timur, dan 61 banjar di Denpasar Utara. Proses seleksi yang ketat ini bertujuan untuk memilih 16 karya terbaik yang akan berpartisipasi dalam Kasanga Festival.
Para juri, yang terdiri dari ahli pembuatan ogoh-ogoh, seniman warna, sastrawan, arsitek, dan perwakilan Pasikian Yowana, menilai berbagai aspek dari setiap karya. Penilaian meliputi ide rancang bangun, bentuk ogoh-ogoh, dan inovasi yang ditampilkan. Hasil penjurian akan diumumkan pada malam hari, bersamaan dengan pengumuman 16 karya terbaik yang akan menerima dana sebesar Rp30 juta untuk pengembangan karya mereka di Kasanga Festival pada 21 Maret 2025.
Proses Penjurian dan Kriteria Penilaian
Proses penjurian tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya hanya 3-4 karya terbaik dari setiap kecamatan yang dipilih, tahun ini tidak ada batasan jumlah karya dari setiap kecamatan yang dapat lolos. Hal ini meningkatkan persaingan dan potensi adanya kecamatan yang tidak memiliki perwakilan di Kasanga Festival.
Meskipun sebagian besar karya masih bertemakan bhuta kala atau kisah pewayangan, Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar mencatat peningkatan antusiasme yang signifikan dari para pemuda Denpasar dalam mengikuti lomba ini. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah peserta yang cukup drastis.
Para juri menilai berbagai aspek, termasuk ide, desain, inovasi, dan keseluruhan estetika karya. Mereka mencari ogoh-ogoh yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Proses seleksi ini menjamin kualitas karya yang akan ditampilkan di Kasanga Festival.
Harapan dari Peserta
Salah satu peserta yang berharap karyanya terpilih adalah Anak Agung Dharmasusila dari Banjar Pemedilan. Ia berharap ogoh-ogoh karyanya, yang berjudul "Tri Netra Siwa", dapat lolos ke 16 besar Kasanga Festival. Ogoh-ogoh tersebut mengisahkan Tumpek Wayang, ketika Bhatara Kala hendak memakan Siwa.
"Mudah-mudahan bisa lolos ke Kasanga Festival, target tahun ini bisa karena sebelumnya belum pernah masuk," kata Anak Agung Dharmasusila. Karya mereka dibuat sejak awal Januari 2025 dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti rotan.
Proses pembuatan ogoh-ogoh ini melibatkan banyak pemuda di banjar tersebut, menunjukkan dedikasi dan kerja keras mereka dalam menghidupkan tradisi budaya Bali. Mereka berharap karya mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seni budaya Bali.
Penutup
Lomba ogoh-ogoh Kesanga Festival tahun ini menandai peningkatan partisipasi dan kreativitas dari para pemuda Denpasar. Dengan jumlah peserta yang meningkat signifikan, persaingan menjadi semakin ketat. Hasil penjurian yang akan diumumkan malam ini akan menentukan 16 karya terbaik yang akan menghiasi Kasanga Festival 2025, menampilkan beragam interpretasi seni dan budaya Bali.