Pentingnya Chiller untuk Kualitas Gizi: Anggota DPR Ingatkan Penyimpanan Bahan Baku Makanan Bergizi Gratis
Anggota DPR RI Novita Hardini menyoroti krusialnya fasilitas penyimpanan bahan baku Makanan Bergizi Gratis (MBG) seperti chiller demi menjaga kualitas gizi dan keamanan pangan anak sekolah.

Anggota DPR RI Dapil VII Jawa Timur, Novita Hardini, secara tegas mengingatkan seluruh pengelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mengoptimalkan fasilitas penyimpanan bahan baku makanan. Peringatan ini disampaikan untuk bahan yang mudah rusak agar kualitas gizi makanan yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Hal ini menjadi krusial mengingat makanan tersebut akan dikonsumsi oleh anak-anak sekolah sebagai penerima manfaat.
Pernyataan tersebut disampaikan Novita di Trenggalek, Jawa Timur, pada 11 Agustus, saat meninjau langsung dapur umum program MBG. Ia menyoroti bahwa meskipun dapur umum sudah memenuhi standar Badan Gizi Nasional (BGN) dari segi material dan tata ruang, masih ada aspek yang perlu ditingkatkan. Masukan utamanya adalah penyediaan ruang khusus dengan pengaturan udara standar atau chiller.
Ketersediaan chiller ini dinilai vital untuk menjaga kesegaran bahan baku, seperti daging, sayuran, dan produk susu, yang sangat rentan terhadap kerusakan. Dengan demikian, kualitas gizi dan keamanan pangan yang disajikan kepada anak-anak sekolah dapat terjamin. Novita berharap pembangunan dapur umum ini dapat segera rampung dan beroperasi penuh.
Optimalisasi Penyimpanan Bahan Baku untuk Gizi Maksimal
Novita Hardini, yang juga pendiri UPRINTIS Indonesia dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, menegaskan bahwa kualitas bahan baku memiliki dampak langsung terhadap keamanan dan nilai gizi makanan. Makanan yang disajikan kepada anak-anak sekolah penerima manfaat program MBG harus memenuhi standar tertinggi. Oleh karena itu, fasilitas penyimpanan yang memadai menjadi prasyarat mutlak.
Ia mencontohkan pentingnya chiller sebagai solusi efektif untuk mempertahankan kesegaran bahan baku. Pengaturan suhu yang tepat dalam fasilitas penyimpanan seperti chiller dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan memperpanjang masa simpan bahan makanan. Ini secara langsung berkontribusi pada terjaganya nutrisi dan mencegah risiko keracunan makanan.
Penerapan standar penyimpanan ini sejalan dengan tujuan program MBG untuk menyediakan asupan gizi yang optimal bagi anak-anak. Dengan bahan baku yang segar dan berkualitas, nilai gizi makanan yang diolah akan tetap tinggi. Hal ini mendukung tumbuh kembang anak serta meningkatkan fokus belajar mereka di sekolah.
Sinergi Pengelola Dapur Umum dan Komitmen Standar
Selain fokus pada aspek penyimpanan, Novita Hardini juga mendorong adanya koordinasi yang erat antar pengelola dapur umum di Munjungan. Sinergi ini bertujuan untuk membagi wilayah sasaran sekolah secara efektif dan efisien. Pembagian tugas yang jelas akan memastikan distribusi layanan Makan Bergizi Gratis dapat menjangkau semua penerima manfaat tanpa tumpang tindih atau kekurangan.
Puguh Purnomo, Ketua KSU Sumber Makmur yang berkolaborasi dengan pengelola dapur umum, menyambut baik masukan dari Novita. Ia menyatakan bahwa saran tersebut sangat positif dan membantu meminimalkan risiko dalam pelayanan program. Komitmen untuk melaksanakan arahan tersebut menunjukkan keseriusan pengelola dalam menjaga kualitas.
Puguh menambahkan bahwa pembangunan dapur umum sejak awal sudah mengacu pada standar Badan Gizi Nasional. Ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung program skala besar seperti Makan Bergizi Gratis. Kerja sama antara legislator dan pelaksana di lapangan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.