Penutupan TPA Open Dumping: Potensi Ekonomi Rp127,5 Triliun!
Penutupan 343 TPA open dumping di Indonesia berpotensi membuka peluang ekonomi hingga Rp127,5 triliun per tahun, mencakup berbagai sektor bisnis pengelolaan sampah.

Jakarta, 2 Maret 2024 (ANTARA) - Sebuah studi kolaboratif antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Kementerian Perindustrian, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkap potensi ekonomi yang luar biasa dari program penutupan 343 tempat pemrosesan akhir (TPA) open dumping di Indonesia. Studi tersebut mengidentifikasi peluang bisnis yang nilainya mencapai angka fantastis, yaitu Rp127,5 triliun per tahun.
Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, menegaskan bahwa transformasi pengelolaan sampah dari sistem open dumping menuju sistem terintegrasi tidak hanya memberikan manfaat lingkungan yang signifikan, tetapi juga membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Program ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong inovasi di sektor pengelolaan sampah.
Hanif menambahkan, "Peluang ini mencakup pengembangan industri daur ulang material, produksi kompos dan pupuk organik, pembangkit listrik berbasis sampah, produksi bahan bakar alternatif, sistem pemulihan material berharga, serta jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah" Hal ini menunjukkan betapa luasnya cakupan potensi ekonomi yang dapat digali dari pengelolaan sampah yang lebih baik.
Tujuh Sektor Bisnis dengan Potensi Triliunan Rupiah
Studi tersebut mengidentifikasi tujuh sektor bisnis utama yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Industri daur ulang material, misalnya, diperkirakan memiliki potensi nilai ekonomi mencapai Rp42,3 triliun per tahun, meliputi daur ulang plastik, kertas, logam, dan kaca. Sementara itu, produksi kompos dan pupuk organik berpotensi menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp18,7 triliun per tahun.
Potensi ekonomi juga terlihat dari sektor energi. Konversi sampah menjadi energi (waste to energy) diperkirakan bernilai Rp26,5 triliun per tahun. Produksi Refuse-Derived Fuel (RDF) juga menjanjikan dengan potensi nilai ekonomi mencapai Rp13,8 triliun per tahun. Sistem Urban Mining untuk pemulihan logam berharga memiliki potensi sebesar Rp9,7 triliun per tahun.
Selain itu, sektor ekonomi berbagi dan aplikasi sampah digital diperkirakan bernilai Rp7,2 triliun per tahun. Terakhir, jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah memiliki potensi ekonomi sebesar Rp9,3 triliun per tahun. Angka-angka ini menunjukkan betapa besarnya peluang investasi dan pengembangan bisnis di sektor pengelolaan sampah.
Model Bisnis Berkelanjutan untuk UMKM dan Startup
Studi ini juga mengidentifikasi 12 model bisnis berkelanjutan yang dapat diadopsi oleh UMKM, koperasi, dan startup. Kebutuhan investasi awal bervariasi, mulai dari Rp250 juta hingga Rp5 miliar, dengan proyeksi Internal Rate of Return (IRR) berkisar antara 18-27 persen untuk periode investasi 5 tahun. Hal ini menunjukkan daya tarik investasi yang cukup tinggi di sektor ini.
Menteri Hanif menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah. "Titik balik tidak hanya berdampak pada kesadaran setiap individu, tetapi juga peluang implementasi ekonomi sirkuler serta penciptaan lapangan pekerjaan sektor lingkungan (green jobs)," ujarnya. Program ini diharapkan dapat mendorong terciptanya ekonomi hijau dan berkelanjutan di Indonesia.
Dengan potensi ekonomi yang sangat besar dan model bisnis yang beragam, program penutupan TPA open dumping ini diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan sekaligus memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan dan insentif yang memadai agar potensi ini dapat terealisasi secara optimal.