Perempuan: Pilar Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi
Ketua Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) menekankan peran krusial perempuan dalam membangun ketahanan keluarga, terutama di tengah tantangan era disrupsi, yang dibahas dalam Musyawarah Tertinggi Organisasi (MTO) I dan Kongres III Muslimah ABI.

Perempuan: Pilar Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi
Ketua Pimpinan Nasional Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI), Zainab Endang Rahayu, baru-baru ini menegaskan peran penting perempuan dalam membangun ketahanan keluarga, khususnya di tengah kompleksitas era digital. Pernyataan ini disampaikan dalam Musyawarah Tertinggi Organisasi (MTO) I dan Kongres III Muslimah ABI di Jakarta, Jumat (24/1).
Zainab menekankan bahwa perempuan, khususnya muslimah, merupakan tiang keluarga. Dalam kondisi zaman yang penuh tantangan, mereka berperan sebagai penjaga nilai-nilai luhur, sembari tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa. Muslimah ABI, sebagai organisasi perempuan berbasis budaya Islam yang berdiri sejak 2014, diharapkan dapat berkontribusi lebih besar dalam memperkuat ketahanan keluarga dan nilai-nilai kebangsaan berlandaskan agama.
Kongres tersebut mengangkat tema besar 'Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi: Mewujudkan Organisasi Perempuan Berbudaya dan Berkearifan untuk Khidmat Keumatan dan Kebangsaan.' Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran perempuan dalam pembangunan bangsa. Tujuan utama MTO, selain meningkatkan pemahaman perempuan akan peran strategis mereka, juga bertujuan memperkuat identitas dan kontribusi perempuan Muslimah dalam pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan era disrupsi.
Zainab menambahkan bahwa Musyawarah Tinggi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perempuan tentang peran strategis mereka dalam organisasi dan masyarakat. Lebih lanjut, acara ini juga bertujuan untuk memperkuat identitas serta kontribusi perempuan Muslimah dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya dalam menghadapi tantangan di era disrupsi.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, salah satunya Haris Burhani, Analis Kebijakan di Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kemenag RI. Haris menyampaikan apresiasi terhadap MTO Muslimah ABI dan menekankan peran strategis organisasi perempuan berbasis keagamaan dalam memperkuat identitas nasional dan pemberdayaan perempuan. Menurutnya, ketahanan keluarga dan bangsa sangat bergantung pada pemberdayaan perempuan; bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga peran perempuan dalam menjaga keharmonisan rumah tangga yang berdampak pada ketahanan bangsa.
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa Muslimah ABI memainkan peran kunci dalam memperkuat nilai-nilai keluarga dan kebangsaan di Indonesia. Kongres ini menjadi bukti komitmen dalam memberdayakan perempuan dan meningkatkan kontribusinya bagi masyarakat.