Pesanan Kue Keranjang di Malang Melonjak Jelang Imlek 2025
Produsen kue keranjang di Malang, Jawa Timur, mengalami peningkatan pesanan hingga 40% jelang Imlek 2025, didorong varian baru bermotif porselen dan ukuran minimalis.

Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025, para pembuat kue keranjang di Kota Malang, Jawa Timur, merasakan peningkatan permintaan yang signifikan. Salah satu produsen, Sonia Winoto, melaporkan lonjakan pesanan hingga 40 persen dibandingkan tahun lalu.
Sonia, pemilik usaha kue keranjang di Kelurahan Sukoharjo, Kota Malang, mengungkapkan bahwa ia menerima sekitar 300 kotak pesanan tahun ini, jauh lebih banyak dari 200 kotak pada Imlek 2024. "Tahun lalu saya hanya mendapat sekitar 200 kotak pesanan, tetapi Imlek tahun ini mencapai 300 kotak. Ada peningkatan 40 persen," ujar Sonia.
Peningkatan permintaan ini tidak lepas dari strategi bisnis yang diterapkan Sonia. Ia dan keluarganya mulai menerima pesanan sejak Januari 2025 dan menyelesaikan semuanya hingga akhir bulan. Dengan harga jual Rp48.000 hingga Rp55.000 per kotak, kue keranjang buatannya laris manis di pasaran, terutama di kalangan pelanggan dari Jakarta.
Varian Baru dan Strategi Pemasaran
Salah satu kunci kesuksesan Sonia adalah inovasi produk. Ia memperkenalkan varian baru kue keranjang dengan motif warna-warni ala porselen khas Tiongkok, yang dibuat menggunakan pewarna alami dari bunga telang. "Tahun ini ada varian baru pakai bunga telang, warnanya biru putih seperti porselen khas China," jelasnya. Selain varian baru ini, Sonia juga menawarkan kue keranjang rasa original, gula merah, serta mix rasa taro, matcha, dan red velvet.
Strategi lain yang diterapkan adalah membuat ukuran kue keranjang lebih minimalis. Hal ini bertujuan agar kue keranjang cepat habis dikonsumsi dan mengurangi potensi pemborosan. "Per hari rata-rata bisa membuat sampai lima sampai delapan kilogram, itu bisa menjadi kira-kira 60 sampai 70 kotak," tambah Sonia.
Kue Keranjang: Produk Musiman dengan Permintaan Tinggi
Karena sifatnya yang tidak tahan lama (hanya bertahan sekitar empat hari di suhu ruang dan tujuh hari di lemari pendingin), kue keranjang hanya diproduksi berdasarkan pesanan. Hal ini memastikan kualitas dan kesegaran produk tetap terjaga. Kenaikan pesanan yang signifikan ini menunjukkan tingginya permintaan kue keranjang alami di tengah perayaan Imlek.
Kesimpulannya, peningkatan pesanan kue keranjang di Kota Malang menandakan tren positif di industri makanan tradisional menjelang Imlek. Inovasi produk dan strategi pemasaran yang tepat terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak pelaku usaha makanan tradisional dapat mengikuti jejak kesuksesan Sonia Winoto.