Pesanan Kue Lebaran di Aceh Meningkat Jelang Idul Fitri 1446 H
Menjelang Idul Fitri 1446 H, pesanan kue lebaran di Aceh Besar meningkat signifikan, mendorong pelaku UMKM seperti Win Kue untuk menambah pekerja dan memberdayakan ibu-ibu sekitar.

Jelang Idul Fitri 1446 Hijriah (2025 Masehi), permintaan kue lebaran di Aceh Besar meningkat drastis. Hal ini terlihat dari peningkatan pesanan yang diterima oleh para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak di bidang pembuatan kue kering. Kenaikan permintaan ini memaksa para pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh yang merayakan Idul Fitri.
Salah satu pelaku usaha yang merasakan peningkatan pesanan adalah Win Kue, sebuah UMKM di Gampong Meunasah Moncut, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Pemilik Win Kue, Herwina, menyatakan bahwa pesanan kue lebaran mulai meningkat sejak dua pekan terakhir. "Pesanan mulai meningkat. Kami menambah pekerja guna memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, kami juga memberdayakan ibu-ibu warga sekitar memasak kue di rumah guna memenuhi pesanan kue lebaran," ujar Herwina.
Peningkatan permintaan ini memaksa Win Kue, yang telah beroperasi sejak tahun 2005, untuk menambah jumlah pekerjanya. Dari biasanya hanya dua pekerja, kini Herwina memperkerjakan empat pekerja tetap. Selain itu, ia juga memberdayakan ibu-ibu di sekitar lokasi usahanya untuk membantu memproduksi beberapa jenis kue lainnya.
Meningkatnya Permintaan Berbagai Jenis Kue Lebaran
Win Kue memproduksi berbagai jenis kue kering untuk memenuhi permintaan pasar. Jenis kue yang paling banyak dipesan adalah nastar, dengan jumlah pesanan mencapai 1.000 kotak, masing-masing berisi 20 biji kue. Selain nastar, kue sagon dan lontong paris juga menjadi primadona, dengan pesanan mencapai 1.500 kotak. Berbagai jenis kue kering cokelat juga turut meramaikan daftar pesanan.
Herwina menjelaskan bahwa di hari-hari biasa, Win Kue hanya memproduksi dua hingga tiga jenis kue kering saja. Namun, menjelang Lebaran, permintaan meningkat signifikan, sehingga memaksa mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menambah variasi kue yang ditawarkan. "Pesanan mulai meningkat sejak dua pekan terakhir. Di hari biasa kami membuat kue kering tidak sebanyak ini, terbatas dua hingga tiga macam saja," tambah Herwina.
Sistem pemberdayaan ibu-ibu sekitar juga diterapkan oleh Win Kue. Herwina menyediakan bahan baku, sementara ibu-ibu tersebut memproduksi kue di rumah masing-masing. Strategi ini terbukti efektif dalam memenuhi peningkatan permintaan kue lebaran tanpa harus membebani kapasitas produksi Win Kue secara berlebihan. "Ibu-ibu sekitar bekerja di rumah masing-masing sesuai pesanan. Sedangkan bahan-bahannya, kami yang menyediakan. Kami memberdayakan ibu-ibu guna memenuhi pesanan kue lebaran yang semakin banyak," jelasnya.
Harga dan Strategi Pemasaran
Harga kue kering produksi Win Kue bervariasi, berkisar antara Rp17.000 hingga Rp100.000 per kotak, tergantung jenis dan ukuran. Selain menerima pesanan, Win Kue juga menitipkan produknya di beberapa toko di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan menjangkau lebih banyak konsumen.
Sementara itu, Fitriani, seorang penjual kue musiman, juga merasakan peningkatan penjualan menjelang Lebaran. Kue nastar dan kue kering berbahan dasar kacang-kacangan menjadi jenis kue yang paling banyak diminati. "Ada peningkatan penjualan menjelang lebaran ini. Harga kue yang kami jual berkisar Rp35.000 hingga Rp90.000. Kami juga memanfaatkan media sosial dalam menjual kue lebaran. Kami berjualan hanya saat hari raya," ungkap Fitriani.
Peningkatan permintaan kue lebaran di Aceh Besar menunjukkan tingginya animo masyarakat dalam menyambut Idul Fitri. Para pelaku UMKM pun turut berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan tersebut, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar melalui pemberdayaan dan penyerapan tenaga kerja.