Jelang Lebaran, Penjualan Kain Sarung UMKM Aceh Melonjak!
Penjualan kain sarung produksi UMKM Aceh meningkat signifikan menjelang Idul Fitri 2025, terutama produk Ija Kroeng yang menawarkan kain sarung dan songket dengan desain Aceh.

Banda Aceh, 21 Maret 2024 (ANTARA) - Menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi, penjualan kain sarung produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan pasar selama bulan Ramadhan dan menjelang hari raya. Kenaikan ini, meskipun signifikan, menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak positif ini adalah Khairul Fajri Yahya dari Ija Kroeng. Ia menuturkan bahwa penjualan kain sarungnya mencapai 150 lembar per hari selama Ramadhan dan menjelang Lebaran, jauh meningkat dibandingkan hari biasa yang hanya berkisar 50 hingga 70 lembar. Fenomena ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Aceh terhadap produk lokal menjelang perayaan Idul Fitri.
Peningkatan penjualan ini terkonsentrasi pada awal Ramadhan dan puncaknya menjelang hari raya. Produk andalan Ija Kroeng yang paling diminati adalah kain sarung biasa dan celana sarung, dengan warna hitam sebagai pilihan utama konsumen. Kisaran harga yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari Rp300.000 hingga Rp1.490.000, menunjukkan adanya variasi produk untuk berbagai kalangan.
Tren Positif Kain Sarung dan Songket Aceh
Untuk memenuhi lonjakan permintaan, Ija Kroeng telah mempersiapkan diri dengan memproduksi kain sarung dua bulan sebelum Ramadhan. Menurut Khairul Fajri, peningkatan penjualan menjelang Lebaran merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan konsistensi permintaan pasar terhadap produk-produk Ija Kroeng.
Ija Kroeng sendiri telah malang melintang di industri kain Aceh selama dua dekade. Selain kain sarung, mereka juga memproduksi songket Aceh, sebuah kain tenun tradisional dengan kualitas tinggi. Keunikan songket Ija Kroeng terletak pada penggunaan kain wastra dan penandaan tahun pembuatan pada setiap produknya. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan keaslian produk.
Setiap tahun, Ija Kroeng selalu meluncurkan desain songket terbaru dengan motif dan desain khas Aceh. Inovasi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan Ija Kroeng dalam mempertahankan eksistensinya dan menarik minat konsumen dari berbagai kalangan. Usaha ini juga merupakan bentuk pelestarian budaya lokal.
Membudayakan Kain Sarung dan Songket di Kalangan Milenial
Khairul Fajri menekankan bahwa Ija Kroeng tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada upaya membudayakan penggunaan kain sarung dan songket, khususnya di kalangan generasi muda. Usaha ini telah membuahkan hasil positif, terlihat dari meningkatnya penerimaan kain tradisional tersebut oleh generasi milenial di Aceh.
Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk UMKM lokal, dengan sentuhan inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, mampu bersaing dan bahkan menjadi pilihan utama konsumen. Peningkatan penjualan kain sarung dan songket Ija Kroeng menjelang Lebaran menjadi bukti nyata dari potensi UMKM Aceh dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan melestarikan warisan budaya.
Dengan mempertahankan kualitas, inovasi desain, dan strategi pemasaran yang tepat, Ija Kroeng dan UMKM lainnya di Aceh diharapkan dapat terus berkontribusi pada perekonomian daerah dan melestarikan warisan budaya Aceh untuk generasi mendatang. Keberhasilan Ija Kroeng ini juga dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di Indonesia.
"Kami tidak sekadar memproduksi, tetapi juga membudayakan pemakaian kain sarung dan songket, terutama kepada generasi sekarang. Dan saat ini, budaya memakai kain sarung maupun songket sudah diterima kalangan milenial di Aceh," kata Khairul Fajri Yahya.