Petani Milenial Sumenep: Ciptakan Pupuk Organik Cair, Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya
Petani milenial Sumenep ikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair untuk meningkatkan hasil pertanian, mengurangi ketergantungan pupuk kimia, dan menjaga lingkungan.

Sumenep, Jawa Timur, 13 Maret 2024 - Petani milenial di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik cair. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta menjaga kelestarian lingkungan. Pelatihan yang diikuti oleh anggota petani milenial dan sejumlah anggota Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sumenep ini dipandu oleh para ahli, memberikan solusi atas tantangan pertanian modern yang selama ini bergantung pada pupuk kimia.
Pembuatan pupuk organik cair ini memanfaatkan bahan-bahan alami yang melimpah di sekitar lahan pertanian, seperti daun kelor, lamtoro, dan mengkudu. Menurut Kordinator Penyuluh pada BPP Sumenep, Delly Hos Kapila, pelatihan ini merupakan upaya untuk memberdayakan petani milenial dan mendorong pertanian berkelanjutan. "Selain untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, pembuatan pupuk cair organik ini juga dalam rangka memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lahan pertanian warga," jelasnya.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan cara pembuatan pupuk organik cair, tetapi juga mencakup aplikasi pupuk tersebut di lahan pertanian. Para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang manfaat pupuk organik cair bagi peningkatan produktivitas pertanian dan kesehatan tanah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Manfaat Pupuk Organik Cair bagi Petani Milenial
Ketua Kelompok Petani Milenial, M. Ridwan, mengungkapkan antusiasmenya terhadap pelatihan ini. "Kegiatan ini memberikan pemahaman mengenai bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair," ujarnya. Ia menambahkan bahwa pelatihan juga mencakup cara pembuatan dan aplikasi pupuk organik cair di lahan pertanian mereka. Dengan demikian, petani milenial dapat mempraktikkan langsung ilmu yang didapat.
Salah satu fasilitator pelatihan, Salamet, menekankan dampak negatif pupuk kimia terhadap lingkungan dan kesehatan. Ia menjelaskan bahwa pupuk organik cair menjadi solusi yang ramah lingkungan dan ekonomis. "Pembuatan pupuk organik cair tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga menjaga keberlanjutan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap tanah, lingkungan, dan kesehatan," kata Salamet. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi dampak negatif pertanian terhadap lingkungan.
Petani milenial di Sumenep menyambut baik inisiatif ini. Mereka merasakan manfaat langsung dari penggunaan pupuk organik cair, terutama dalam menekan biaya produksi. "Kami sering menghadapi masalah dengan harga pupuk kimia yang terus naik. Dengan pupuk organik cair, kami bisa mengurangi biaya dan tetap mendapatkan hasil yang maksimal, bahkan lebih sehat," ungkap salah seorang petani milenial.
Dukungan dari BPP Sumenep
Delly Hos Kapila, Kordinator Penyuluh BPP Sumenep, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif petani milenial ini. Ia melihat pelatihan ini sebagai bagian dari pemberdayaan dan pengembangan pertanian berbasis ramah lingkungan dan kesehatan. "Kami sangat mendukung penuh inisiatif dari petani milenial ini, sebagai bagian dari pemberdayaan dan pengembangan pertanian berbasis ramah lingkungan dan kesehatan," katanya. BPP Sumenep berkomitmen untuk terus mendukung program-program pertanian berkelanjutan.
Lebih lanjut, Delly menjelaskan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Tanah yang sehat dan subur merupakan kunci keberhasilan pertanian berkelanjutan. "Dengan semakin berkembangnya kesadaran terhadap pertanian organik, diharapkan inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani milenial, tetapi juga menginspirasi generasi muda lainnya untuk terlibat dalam sektor pertanian," tutup Delly.
Inisiatif petani milenial Sumenep dalam menciptakan pupuk organik cair ini patut diapresiasi. Langkah ini tidak hanya memberikan solusi bagi permasalahan pertanian di daerah tersebut, tetapi juga memberikan contoh nyata bagi daerah lain dalam menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Harapannya, inovasi ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan.