Petani Muna Raup Untung Besar dari Tanaman Nilam
Pemerintah Kabupaten Muna mendorong budidaya nilam sebagai alternatif penghasilan petani selain mete, dengan potensi keuntungan hingga puluhan juta rupiah per hektare.
Petani Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, kini memiliki alternatif penghasilan baru yang menjanjikan: tanaman nilam. Pemerintah setempat gencar mendorong budidaya tanaman ini sebagai diversifikasi usaha pertanian, menyusul harga jual minyak nilam yang cukup tinggi di pasaran. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muna, Edy Uga, pada Kamis pekan lalu di Muna.
Edy Uga menjelaskan, budidaya nilam di Muna saat ini cukup berkembang pesat. Banyak petani yang memanfaatkan lahan pekarangan dan perkebunan mereka untuk menanam nilam. Proses budidaya yang relatif singkat, hanya sekitar 5-6 bulan dari tanam hingga panen, menjadi daya tarik tersendiri. Keuntungan yang didapat pun cukup signifikan.
Berdasarkan laporan dari Dinas Perkebunan Muna, beberapa petani berhasil meraup keuntungan hingga Rp50 juta hingga Rp75 juta per hektare dalam sekali panen. Angka ini tentu sangat menggiurkan bagi para petani, mengingat prosesnya yang relatif singkat dan biaya perawatannya.
Salah satu petani nilam sukses di Desa Lamanu, Kecamatan Parigi, La Udin, mengungkapkan pengalamannya. Dari lahan seluas 1,1 hektare, ia mampu menghasilkan 30-35 kilogram minyak nilam. Dengan harga jual sekitar Rp2,4 juta per kilogram, pendapatannya mencapai hampir Rp70 juta sekali panen. "Alhamdulillah, saya tidak menyangka bisa menghasilkan sebanyak ini," ujarnya, seraya menambahkan bahwa usaha ini menjadi sumber inspirasi bagi petani lain di Muna dan Muna Barat.
La Udin juga menjelaskan bahwa penghasilan dari tanaman nilam bisa mencapai dua kali lipat modal yang dikeluarkan. Harga minyak nilam yang stabil di kisaran Rp2,2 juta hingga Rp2,4 juta per kilogram membuat usaha ini semakin menarik. Tingginya permintaan juga terlihat dari pasar tradisional di Muna, di mana bibit nilam dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
Meskipun membutuhkan modal cukup besar untuk pembukaan lahan, perawatan, dan pupuk, La Udin menegaskan bahwa hasilnya sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Proses penyulingan menjadi kunci keberhasilan dalam mendapatkan keuntungan maksimal dari tanaman nilam.
La Era, seorang penyuling minyak nilam di Kecamatan Kabawo, mengatakan bahwa tingginya jumlah petani nilam turut meningkatkan usahanya. Ia sering menerima pengiriman nilam dalam jumlah besar, bahkan mencapai ratusan ton untuk disuling. Hal ini menunjukan tingginya minat dan potensi perkembangan budidaya nilam di Muna.
Kesimpulannya, budidaya nilam di Kabupaten Muna terbukti memberikan dampak ekonomi positif bagi para petani. Dengan dukungan pemerintah dan harga jual yang menjanjikan, tanaman nilam berpotensi menjadi komoditas unggulan baru di daerah tersebut, memberikan alternatif penghasilan yang lebih baik bagi masyarakat.