Panen Jagung Lebak: Ratusan Juta Rupiah Mengalir dari 50 Hektar Ladang Emas
Panen raya jagung di Lebak, Banten, seluas 50 hektare telah menghasilkan pendapatan ratusan juta rupiah bagi petani setempat, menjanjikan peningkatan ekonomi di wilayah tersebut.

Petani jagung di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, baru-baru ini merayakan panen raya yang membanggakan. Sebanyak 50 hektare lahan pertanian menghasilkan jagung pipilan kering dengan nilai ekonomi yang mencapai ratusan juta rupiah. Sukses ini memberikan dampak positif bagi perekonomian ratusan petani di wilayah tersebut, khususnya di Desa Bulakan yang menjadi sentra panen kali ini. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata potensi pertanian jagung di Lebak yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menjelaskan bahwa panen raya ini merupakan hasil kerja keras petani selama tiga bulan. Dengan rata-rata produksi 5 ton jagung pipilan kering per hektare dan harga jual Rp5.000 per kg, total pendapatan yang dihasilkan mencapai Rp250 juta. Angka ini merupakan akumulasi dari hasil panen 50 hektare lahan pertanian jagung di Desa Bulakan. Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi petani lain untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian mereka.
Lebih lanjut, Deni Iskandar menekankan pentingnya percepatan tanam pasca panen. Ia berharap para petani dapat segera melakukan penanaman kembali untuk menjaga kontinuitas produksi dan pendapatan. Hal ini mengingat potensi lahan pertanian jagung di Kecamatan Gunungkencana yang cukup besar, mencapai 1.000 hektare, termasuk lahan milik petani dan lahan Perum Perhutani yang ditanami dengan sistem tumpang sari. Dengan pengelolaan yang baik, potensi ini dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lebak.
Potensi Pertanian Jagung Lebak dan Kesejahteraan Petani
Kecamatan Gunungkencana memang dikenal sebagai sentra jagung terbesar di Kabupaten Lebak. Potensi lahan yang luas dan kesuburan tanah menjadi faktor pendukung utama keberhasilan pertanian jagung di wilayah ini. Para petani di Desa Bulakan, misalnya, telah berhasil memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani dengan sistem sewa untuk mengembangkan budidaya jagung hibrida. Sistem ini terbukti efektif dan efisien dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Wawan, Ketua Kelompok Tani Desa Bulakan, mengungkapkan bahwa pertanian jagung merupakan komoditas andalan ekonomi masyarakat petani setempat. Ia juga menyampaikan apresiasinya atas kenaikan harga jagung pipilan kering menjadi Rp5.000 per kg sejak 1 Februari 2025. Kenaikan harga ini dinilai sangat positif karena dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Wawan optimistis, luas lahan panen akan terus meningkat, dari 50 hektare saat ini menjadi 300 hektare pada bulan April mendatang.
Keberhasilan panen raya jagung ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian daerah. Pendapatan ratusan juta rupiah yang dihasilkan dari 50 hektare lahan menunjukkan potensi besar yang dimiliki sektor pertanian di Kabupaten Lebak. Dengan dukungan pemerintah dan kerjasama yang baik antara petani dan pihak terkait, sektor pertanian di Lebak diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Berikut beberapa poin penting terkait panen raya jagung di Lebak:
- Luas lahan panen: 50 hektare
- Produksi rata-rata: 5 ton jagung pipilan kering per hektare
- Harga jual: Rp5.000 per kg
- Total pendapatan: Rp250 juta
- Potensi lahan jagung di Gunungkencana: 1.000 hektare
- Proyeksi luas panen April 2025: 300 hektare
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan pengelolaan yang baik dan dukungan yang tepat, sektor pertanian dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah. Harapannya, keberhasilan ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat Lebak di masa mendatang. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada para petani agar potensi pertanian di Lebak dapat terus dioptimalkan.